Rabu, 13 Maret 2013

PEACE IN THE STORM

(JPCC Seminar with Dr. Robi Sonderegger - Chief Executive of Family Challenge - Clinical Psychology)

Strategi musuh itu seringkali memecah belah sehingga kemudian bisa menaklukkan kita. Ambil contoh, singa buas di hutan belantara yang sedang mencari mangsa akan membuat mereka ketakutan dan lari berpencar-pencar sebelum memangsa hewan yang terpisah dari rombongannya.

Kita harus tau bahwa mangsa memangsa, masalah itu terjadi setiap saat, sama seperti singa berusaha memangsa hewan lainnya. Kita juga harus tahu bahwa pergumulan kita bukanlah melawan darah dan daging namun penguasa-penguasa di udara. Penguasa di udara atau dengan kata lain sesuatu yang tidak kasat mata, sesuatu yang letaknya di pikiran kita.

Roma 12:2 "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna"

Ayat diatas merupakan peringatan kepada kita. Namun meskipun sudah diperingatkan tetap saja kita lebih memilih jalan keluar terlebih dahulu daripada memperbaharui pikiran kita. Inilah langkah awal iblis mengambil alih pikiran kita.
Ilustrasi : Seringkali ketika kita punya masalah, kita datang kepada pendeta dan minta didoakan dan kemudian masalah seakan hilang. Namun ketika kembali lagi ke rumah, masalah datang beruntun seperti berantem dengan istri, masalah ekonomi dan lain sebagainya membuat kita kembali terpuruk lagi hingga akhirnya balik ke kondisi awal sebelum didoakan.

"In order to maintain transformation, we need to renew our mind"

Faktanya adalah : "Storm do come in our life but there's a choice to not get wait by the rain"
Kita bisa ngomel sama Tuhan atau justru menggunakan payung dan belajar mensyukuri keadaan yang ada.

Dari mulut keluar kelimpahan. Semua kata-kata yang kita keluarkan mempunyai kuasa, apa yang keluar dari mulut kita bisa mengubah pikiran kita.

Amsal 23:7 dalam terjemahan NKJV "For as he thinks in his heart, so is he" 

Tahukah anda bahwa hati memiliki 10-40 juta sel syaraf yang langsung berhubungan dengan otak? Otak berbagi sel syaraf dengan hati dan jantung namun keduanya memiliki 2 denyut yang berbeda. Tidak hanya itu, otak dan hati saling bertukar jaringan syaraf atau memori satu sama lain.
ilustrasi: Seorang penerima donor jantung mendadak jatuh cinta pada istri donor jantungnya. Mereka kemudian menikah namun setelah 10 tahun, orang tersebut bunuh diri dengan cara yang sama di hari yang sama dengan kematian suami sebelumnya. Cerita lainnya adalah ketika penerima donor hati bisa mengenali pembunuh perempuan yang hatinya didonorkan.

Motivator jaman sekarang menyatakan kalo kita mulai berpikir dan memperkatakan segala hal yang positif maka segala sesuatu akan berlangsung seperti yang kita mau, tidak sama sekali tidak. Karena masalah utamanya adalah dimana hati kita berada itulah yang menentukan apa yang keluar.

Seringkali tanpa kita sadari, kita menyerahkan tanggung jawab pada keberadaan kita atau faktor genetik kita "Yah saya memang dilahirkan begini" atau "secara gen, saya sudah seperti ini" padahal semua itu bisa kita rubah.
contoh : Alkohol, gay bukan masalah genetika, itu semua bisa dirubah kalo kalian mau.

"You can change it, if you want to change"

Coba bayangkan otak kita sebagai mobil. Jika ada kabel rem yang rusak maka itu bukan kesalahan mobil, itu merupakan tanggung jawab pengemudi. Mereka bisa banting stir atau melakukan apapun untuk menghentikan mobil sebelum menabrak.

Ini yang perlu anda ketahui, saat badai itu menghantam hidup anda, YOU ALWAYS HAVE A CHOICE and YOU CAN DO SOMETHING ABOUT IT.

Kita tidak bisa mengontrol apa yang terjadi dalam hidup kita, tapi kita bisa memilih bagaimana cara kita meresponinya. Ingat, bagaimana kita merespon masalah dalam kehidupan kita juga bisa merembet pada kondisi kesehatan kita.

Markus 4: 35-41
Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

Dari ayat diatas, ada sejumlah hal yang bisa kita pelajari tentang mengalahkan badai ala Yesus.

1. Kita harus tahu bahwa badai mulai terjadi ketika memutuskan untuk melangkah dalam panggilan Tuhan. 
Sama seperti ayat 35 ketika Yesus mengajak muridnya untuk ke seberang. Kalo mereka tidak ke sebrang kan ga ada badai karena mereka tetap di daratan.
Badai terjadi justru pada saat kita mulai meresponi rencana besar Tuhan dalam kehidupan kita.

2. Banyak dari kita yang tidak menyadari bagaimana badai dalam kehidupan kita bisa selesai dan bahwa ada tangan Tuhan yang turut bekerja.
Dalam ayat 36 dikatakan ada perahu-perahu lain yang mengikuti Yesus. Artinya Yesus tidak sendirian. Badai yang datang tidak hanya mempengaruhi perahu Yesus tapi juga perahu lain yang berada di laut saat itu. 
Orang-orang yang berada di perahu lainnya tidak tahu apa yang tengah terjadi di perahu Yesus. Mereka juga ketakutan menghadapi badai tapi mereka kemudian gembira ketika badai itu selesai dalam sekejap.

3. Wajar dalam hidup naik turun, semua ada masanya.
Ketika badai datang, dikatakan badai itu mengombang-ambingkan perahu sementara Yesus tidur di buritan yang adalah bagian belakang perahu. Kapal yang diombang- ambingkan pasti akan naik dan turun, dan itu biasa di lautan, sama halnya naik turun itu biasa di kehidupan.

4. Jangan fokus pada masalahnya tapi lihat pada Yesusnya.
Yesus tidur di buritan, nah logikanya kalo badainya hebat, air pasti akan masuk ke dalam perahu dan membasahi Yesus yang mungkin akan langsung terbangun karena dingin. Tapi tidak, Yesus tetap tidur, jadi kemungkinan badainya tidak sehebat itu, tapi murid-murid sudah ketakutan parah.

Mata murid-murid-Nya tertuju pada ombak bukan pada Yesus yang ada di kapal itu. Mereka terlalu fokus pada masalahnya tanpa melihat pada solusinya. Bahkan mereka langsung mengambil keputusan dan berkata "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" atau dalam terjemahan lain dikatakan "Yesus kita akan mati" ( Apa yang dikatakan para murid ini sesuai dengan apa yang keluar dari hati mereka) 

Kalau saja mereka melihat Yesus dan apa yang bisa dilakukan-Nya pasti mereka tidak akan ketakutan lagi.

5. Yesus mengatasai apa yang tidak kelihatan baru apa yang kelihatan
Dikatakan di ayat 39 "Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu " Yesus tidak langsung marah atau menghardik ombak namun dia menghardik angin yang membuat ombak bergelora.
Mata kita cenderung fokus pada ombaknya bukan pada angin yang melatar belakangi ombak itu terjadi.

6. You need PEACE to face the storm
Dalam terjemahan NKJV dikatakan "Then He arose and rebuked the wind, and said to the sea, “Peace, be still!” And the wind ceased and there was a great calm" 
Yesus gunakan kata "Damai" sebelum Dia mulai menghardik angin. Kata DAMAI itulah kunci dalam menghadapi badai kehidupan.

Dalam Yohanes 14:27 Yesus katakan "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu"

Tuhan menganugerahkan kepada kita Damai sejahtera-Nya.

Roma 12:2 "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." 

Kita selalu memusatkan pada pembaharuan budi dan pikiran namun kita seringkali melupakan kalimat sebelumnya "jangan menjadi serupa dengan dunia ini" artinya jangan jadi sama seperti dunia dengan melakukan apa yang mereka lakukan, tapi lakukan sesuai apa yang Yesus lakukan.

Filipi 4:4: "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"

Filipi 4:6: "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur"

Filipi 4:8 "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu"

Tuhan tidak bilang Dia akan melakukan semua hal, tetapi Dia katakan agar kita memelihara pikiran kita tertuju pada-Nya maka Damai sejahtera Tuhan akan memelihara kita.

"Everything Happen for a reason" Apapun yang Tuhan lakukan itu untuk kebaikan kita sesuai dengan waktu-Nya Tuhan. Dengan kata lain, Tuhan berusaha katakan "Mungkin kau tidak tahu kenapa badai datang dalam kehidupanmu, but will you trust ME??" Tuhan sedang meminta kita untuk percaya pada-Nya dalam setiap musim kehidupan kita.

7. Tanyakan pertanyaan ini pada diri anda, Apakah anda mengenal Yesus?
Karena itu yang para murid lakukan di akhir perikop ini. Disitu dikatakan Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

Saat Yesus bilang "Iman kalian kecil" seringkali kita berpikir kita kurang percaya kalo kita bisa mengalahkan badai sehebat apapun, anda salah. Yesus mengatakan iman mereka kecil kepada-Nya atau dengan kata lain para murid tidak begitu mengenal Yesus dan percaya penuh kepada-Nya.

Damai yang Yesus berikan bukan hanya damai yang bisa mendiamkan badai namun Damainya Yesus adalah damai yang bisa membuat kita tidur nyenyak di buritan bersama Yesus saat badai datang. 

Saat badai datang, sama seperti singa yang memisahkan buruannya dari rombongan hewan lain, saat itulah musuh mencoba mengambil identitas kita. Yang paling penting adalah identitas kita didalam Tuhan, kita tahu dengan jelas siapa kita di mata Tuhan.
ilustrasi: Dr. Robi bercerita mengenai pengalamannya melatih ski pangeran Harry di Swiss. Saat paparazzi datang, Pangeran Harry yang baru berusia 8 tahun maju dan bilang kalo dia membutuhkan tempat luas untuk bermain ski, maka puluhan pasukan khusus yang mengawalnya langsung menjaga ketat dan meminta paparazzi mundur. Pangeran Harry baru berusia 8 tahun tapi dia tahu dengan tepat identitasnya dan siapa dia, tanpa perlu menaikkan suara semua orang tunduk di hadapannya.

Saat badai datang, kita cenderung stress dan frustasi kemudian secara tidak sadar kita memisahkan diri dan menutup diri, kita mulai kehilangan identitas siapa kita di mata Tuhan. Itu yang berbahaya, karena saat itulah iblis masuk.

"When you know who you are, you know whose you are, you know who you represented.. comes along with that, there's power and authority"

Ketika kita tahu siapa kita di mata Tuhan, kita tahu kita milik siapa, Kita tahu siapa yang ada dalam perahu kita, maka kita tidak akan panik. Kita akan bisa menuju ke buritan dan tidur di sebelah Yesus, as simple as that.

Saat badai datang dalam kehidupan kalian, saat kalian tahu Yesus ada, Yesus menyertai kita, kita bisa tidur di buritan dengan damai sejahtera-Nya.