Rabu, 13 Maret 2013

PEACE IN THE STORM

(JPCC Seminar with Dr. Robi Sonderegger - Chief Executive of Family Challenge - Clinical Psychology)

Strategi musuh itu seringkali memecah belah sehingga kemudian bisa menaklukkan kita. Ambil contoh, singa buas di hutan belantara yang sedang mencari mangsa akan membuat mereka ketakutan dan lari berpencar-pencar sebelum memangsa hewan yang terpisah dari rombongannya.

Kita harus tau bahwa mangsa memangsa, masalah itu terjadi setiap saat, sama seperti singa berusaha memangsa hewan lainnya. Kita juga harus tahu bahwa pergumulan kita bukanlah melawan darah dan daging namun penguasa-penguasa di udara. Penguasa di udara atau dengan kata lain sesuatu yang tidak kasat mata, sesuatu yang letaknya di pikiran kita.

Roma 12:2 "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna"

Ayat diatas merupakan peringatan kepada kita. Namun meskipun sudah diperingatkan tetap saja kita lebih memilih jalan keluar terlebih dahulu daripada memperbaharui pikiran kita. Inilah langkah awal iblis mengambil alih pikiran kita.
Ilustrasi : Seringkali ketika kita punya masalah, kita datang kepada pendeta dan minta didoakan dan kemudian masalah seakan hilang. Namun ketika kembali lagi ke rumah, masalah datang beruntun seperti berantem dengan istri, masalah ekonomi dan lain sebagainya membuat kita kembali terpuruk lagi hingga akhirnya balik ke kondisi awal sebelum didoakan.

"In order to maintain transformation, we need to renew our mind"

Faktanya adalah : "Storm do come in our life but there's a choice to not get wait by the rain"
Kita bisa ngomel sama Tuhan atau justru menggunakan payung dan belajar mensyukuri keadaan yang ada.

Dari mulut keluar kelimpahan. Semua kata-kata yang kita keluarkan mempunyai kuasa, apa yang keluar dari mulut kita bisa mengubah pikiran kita.

Amsal 23:7 dalam terjemahan NKJV "For as he thinks in his heart, so is he" 

Tahukah anda bahwa hati memiliki 10-40 juta sel syaraf yang langsung berhubungan dengan otak? Otak berbagi sel syaraf dengan hati dan jantung namun keduanya memiliki 2 denyut yang berbeda. Tidak hanya itu, otak dan hati saling bertukar jaringan syaraf atau memori satu sama lain.
ilustrasi: Seorang penerima donor jantung mendadak jatuh cinta pada istri donor jantungnya. Mereka kemudian menikah namun setelah 10 tahun, orang tersebut bunuh diri dengan cara yang sama di hari yang sama dengan kematian suami sebelumnya. Cerita lainnya adalah ketika penerima donor hati bisa mengenali pembunuh perempuan yang hatinya didonorkan.

Motivator jaman sekarang menyatakan kalo kita mulai berpikir dan memperkatakan segala hal yang positif maka segala sesuatu akan berlangsung seperti yang kita mau, tidak sama sekali tidak. Karena masalah utamanya adalah dimana hati kita berada itulah yang menentukan apa yang keluar.

Seringkali tanpa kita sadari, kita menyerahkan tanggung jawab pada keberadaan kita atau faktor genetik kita "Yah saya memang dilahirkan begini" atau "secara gen, saya sudah seperti ini" padahal semua itu bisa kita rubah.
contoh : Alkohol, gay bukan masalah genetika, itu semua bisa dirubah kalo kalian mau.

"You can change it, if you want to change"

Coba bayangkan otak kita sebagai mobil. Jika ada kabel rem yang rusak maka itu bukan kesalahan mobil, itu merupakan tanggung jawab pengemudi. Mereka bisa banting stir atau melakukan apapun untuk menghentikan mobil sebelum menabrak.

Ini yang perlu anda ketahui, saat badai itu menghantam hidup anda, YOU ALWAYS HAVE A CHOICE and YOU CAN DO SOMETHING ABOUT IT.

Kita tidak bisa mengontrol apa yang terjadi dalam hidup kita, tapi kita bisa memilih bagaimana cara kita meresponinya. Ingat, bagaimana kita merespon masalah dalam kehidupan kita juga bisa merembet pada kondisi kesehatan kita.

Markus 4: 35-41
Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

Dari ayat diatas, ada sejumlah hal yang bisa kita pelajari tentang mengalahkan badai ala Yesus.

1. Kita harus tahu bahwa badai mulai terjadi ketika memutuskan untuk melangkah dalam panggilan Tuhan. 
Sama seperti ayat 35 ketika Yesus mengajak muridnya untuk ke seberang. Kalo mereka tidak ke sebrang kan ga ada badai karena mereka tetap di daratan.
Badai terjadi justru pada saat kita mulai meresponi rencana besar Tuhan dalam kehidupan kita.

2. Banyak dari kita yang tidak menyadari bagaimana badai dalam kehidupan kita bisa selesai dan bahwa ada tangan Tuhan yang turut bekerja.
Dalam ayat 36 dikatakan ada perahu-perahu lain yang mengikuti Yesus. Artinya Yesus tidak sendirian. Badai yang datang tidak hanya mempengaruhi perahu Yesus tapi juga perahu lain yang berada di laut saat itu. 
Orang-orang yang berada di perahu lainnya tidak tahu apa yang tengah terjadi di perahu Yesus. Mereka juga ketakutan menghadapi badai tapi mereka kemudian gembira ketika badai itu selesai dalam sekejap.

3. Wajar dalam hidup naik turun, semua ada masanya.
Ketika badai datang, dikatakan badai itu mengombang-ambingkan perahu sementara Yesus tidur di buritan yang adalah bagian belakang perahu. Kapal yang diombang- ambingkan pasti akan naik dan turun, dan itu biasa di lautan, sama halnya naik turun itu biasa di kehidupan.

4. Jangan fokus pada masalahnya tapi lihat pada Yesusnya.
Yesus tidur di buritan, nah logikanya kalo badainya hebat, air pasti akan masuk ke dalam perahu dan membasahi Yesus yang mungkin akan langsung terbangun karena dingin. Tapi tidak, Yesus tetap tidur, jadi kemungkinan badainya tidak sehebat itu, tapi murid-murid sudah ketakutan parah.

Mata murid-murid-Nya tertuju pada ombak bukan pada Yesus yang ada di kapal itu. Mereka terlalu fokus pada masalahnya tanpa melihat pada solusinya. Bahkan mereka langsung mengambil keputusan dan berkata "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" atau dalam terjemahan lain dikatakan "Yesus kita akan mati" ( Apa yang dikatakan para murid ini sesuai dengan apa yang keluar dari hati mereka) 

Kalau saja mereka melihat Yesus dan apa yang bisa dilakukan-Nya pasti mereka tidak akan ketakutan lagi.

5. Yesus mengatasai apa yang tidak kelihatan baru apa yang kelihatan
Dikatakan di ayat 39 "Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu " Yesus tidak langsung marah atau menghardik ombak namun dia menghardik angin yang membuat ombak bergelora.
Mata kita cenderung fokus pada ombaknya bukan pada angin yang melatar belakangi ombak itu terjadi.

6. You need PEACE to face the storm
Dalam terjemahan NKJV dikatakan "Then He arose and rebuked the wind, and said to the sea, “Peace, be still!” And the wind ceased and there was a great calm" 
Yesus gunakan kata "Damai" sebelum Dia mulai menghardik angin. Kata DAMAI itulah kunci dalam menghadapi badai kehidupan.

Dalam Yohanes 14:27 Yesus katakan "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu"

Tuhan menganugerahkan kepada kita Damai sejahtera-Nya.

Roma 12:2 "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." 

Kita selalu memusatkan pada pembaharuan budi dan pikiran namun kita seringkali melupakan kalimat sebelumnya "jangan menjadi serupa dengan dunia ini" artinya jangan jadi sama seperti dunia dengan melakukan apa yang mereka lakukan, tapi lakukan sesuai apa yang Yesus lakukan.

Filipi 4:4: "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"

Filipi 4:6: "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur"

Filipi 4:8 "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu"

Tuhan tidak bilang Dia akan melakukan semua hal, tetapi Dia katakan agar kita memelihara pikiran kita tertuju pada-Nya maka Damai sejahtera Tuhan akan memelihara kita.

"Everything Happen for a reason" Apapun yang Tuhan lakukan itu untuk kebaikan kita sesuai dengan waktu-Nya Tuhan. Dengan kata lain, Tuhan berusaha katakan "Mungkin kau tidak tahu kenapa badai datang dalam kehidupanmu, but will you trust ME??" Tuhan sedang meminta kita untuk percaya pada-Nya dalam setiap musim kehidupan kita.

7. Tanyakan pertanyaan ini pada diri anda, Apakah anda mengenal Yesus?
Karena itu yang para murid lakukan di akhir perikop ini. Disitu dikatakan Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

Saat Yesus bilang "Iman kalian kecil" seringkali kita berpikir kita kurang percaya kalo kita bisa mengalahkan badai sehebat apapun, anda salah. Yesus mengatakan iman mereka kecil kepada-Nya atau dengan kata lain para murid tidak begitu mengenal Yesus dan percaya penuh kepada-Nya.

Damai yang Yesus berikan bukan hanya damai yang bisa mendiamkan badai namun Damainya Yesus adalah damai yang bisa membuat kita tidur nyenyak di buritan bersama Yesus saat badai datang. 

Saat badai datang, sama seperti singa yang memisahkan buruannya dari rombongan hewan lain, saat itulah musuh mencoba mengambil identitas kita. Yang paling penting adalah identitas kita didalam Tuhan, kita tahu dengan jelas siapa kita di mata Tuhan.
ilustrasi: Dr. Robi bercerita mengenai pengalamannya melatih ski pangeran Harry di Swiss. Saat paparazzi datang, Pangeran Harry yang baru berusia 8 tahun maju dan bilang kalo dia membutuhkan tempat luas untuk bermain ski, maka puluhan pasukan khusus yang mengawalnya langsung menjaga ketat dan meminta paparazzi mundur. Pangeran Harry baru berusia 8 tahun tapi dia tahu dengan tepat identitasnya dan siapa dia, tanpa perlu menaikkan suara semua orang tunduk di hadapannya.

Saat badai datang, kita cenderung stress dan frustasi kemudian secara tidak sadar kita memisahkan diri dan menutup diri, kita mulai kehilangan identitas siapa kita di mata Tuhan. Itu yang berbahaya, karena saat itulah iblis masuk.

"When you know who you are, you know whose you are, you know who you represented.. comes along with that, there's power and authority"

Ketika kita tahu siapa kita di mata Tuhan, kita tahu kita milik siapa, Kita tahu siapa yang ada dalam perahu kita, maka kita tidak akan panik. Kita akan bisa menuju ke buritan dan tidur di sebelah Yesus, as simple as that.

Saat badai datang dalam kehidupan kalian, saat kalian tahu Yesus ada, Yesus menyertai kita, kita bisa tidur di buritan dengan damai sejahtera-Nya.

Kamis, 31 Januari 2013

COMMITMENT

(By : Ps Jeffrey Rachmat - Senior Pastor of JPCC)

Kita bisa ada didekat Yesus tapi tidak pernah mendapatkan mujizat. Coba lihat perempuan yang sakit pendarahan yang sembuh setelah menjamah jubah Yesus. Apa yang membedakannya dengan orang lain di sekitar Yesus? Iman. Iman yang membuat perbedaan diantara keduanya. Kita bisa dekat disekitar Yesus namun tanpa Iman semua tidak akan ada artinya.

Mazmur 37:5 (BIS) "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan, berharaplah kepada-Nya, Ia akan menolongmu" atau dalam terjemahan Inggrisnya "Commit your way to the Lord, Trust also in Him, and He shall bring it to pass"

"commit everything you do in life"

Dalam kamus bahasa Indonesia, komitmen berarti mengikatkan atau melekatkan. Salah satu bentuk adalah pernikahan. Komitmen itu harusnya seperti lem dan amplop, keduanya tidak bisa dipisahkan.

Ketika kita memiliki komitmen, maka kita juga memiliki tekad untuk mempertahankan komitmen tersebut. Jika tidak bisa, jangan berkomitmen karena komitmen membutuhkan pengorbanan.
Ilustrasi : Ayam mengeluarkan telur adalah kontribusi, karena tidak perlu ada pengorbanan, namun babi berkomitmen ketika berubah menjadi bacon, karena ada nyawa babi yang harus dikorbankan.

"Your Commitment should be bigger than your feeling"

Komitmen kita harusnya lebih besar dari perasaan kita. Jangan memakai perasaan anda, karena perasaan bisa mengelabui. Seringkali perasaan bisa hilang dalam pernikahan saat itulah dibutuhkan komitmen yang kuat untuk mengalahkan perasaan itu.

Misalnya saja pemain dalam timnas Belanda saling berseteru, bahkan saling tidak bertegur sapa, namun semua berbeda ketika di lapangan berusaha mengalahkan tim lainnya. Itu namanya komitmen.

Bayangkan Yesus dicerca dihina di atas kayu salib, namun Dia tetap menjalani semua itu. Di malam perjamuan terakhir, Yesus membasuh kaki para murid untuk menunjukkan hidup harus melayani. Okelah kalau untuk murid lainnya, namun bagaimana perasaan Yesus saat harus mencuci kaki orang yang akan mengkhianatinya? Namun Yesus memilih mengesampingkan perasaan-Nya dan terus berkomitmen pada tujuan menyelamatkan kita.

Orang yang punya potensi namun terlalu mengedepankan perasaannya tidak akan meraih mimpinya serta tidak akan bisa sukses. Dibutuhkan sekadar perasaan, dibutuhkan komitmen kuat untuk bisa sukses.

Komitmen artinya menyingkirkan perasaan kita meski terkadang kita sedikit diomongin, dijatuhkan dan lain sebagainya. 
ilustrasi : untuk membuat tato dibutuhkan komitmen, bayangkan saja kalau ditengah jalan mengeluh sakit dan berhenti ditato, maka gambarnya  tidak akan jadi. 

Orang yang berkomitmen adalah orang yang menyelesaikan pekerjaan, dan setia pada tujuannya.

2 Tim 4:5-7 "Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! Mengenai diriku, darahkunsudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan akuntelah memelihara iman"

Jangan berhenti meski dalam perjalanan kita harus menderita, kuasailah dirimu karena akan ada saat-saat dimana perasaanmu terluka. Di ayat ke-7, Paulus katakan bahwa dia telah menjaga komitmennya hingga akhir.

Pelajaran pertama memegang komitmen adalah belajar memegang janji.
Ilustrasi : Jangan hanya terpesona pada penampilan luar seorang lelaki, namun perhatikan juga perkataannya, karena apa yang keluar meluap dari hatinya. Perhatikan juga ketika dia menepati janji, kalo hanya janji kecil tidak bisa ditepati maka tidak akan bisa menepati janji besar juga.

Tingkat komitmen seseorang menunjukkan tingkat kedewasaan orang tersebut. Itu sebabnya pernikahan bukan buat anak kecil.
Ilustrasi : di belanda, orang cenderung malas menikah dan memilih kumpul kebo, mereka berkata buat apa menikah. Bagi mereka, pernikahan hanya selembar kertas, namun sebenarnya alasan mereka tidak mau menandatangani surat nikah karena mereka takut untuk berkomitmen. Karena mereka tau, dalam pernikahan tidak ada exit door. 

Komitmen mendatangkan ketenangan
ilustrasi : komitmen ayah ibu dalam menciptakan keluarga akan membuat anaknya tenang. Istri selalu khawatir ketika suaminya tidak pulang cepat karena sang istri tidak melihat suaminya berkomitmen.

Komitmen mengundang kepercayaan untuk masuk. 
Lihat saja Petrus. Petrus memiliki komitmen yang lebih jika dibandingkan murid lainnya meski terkadang terlalu percaya diri. Buktinya, Petrus mengikuti Yesus dari jauh saat Yesus ditangkap, meski kemudian akhirnya dia menyangkal Yesus. Petrus jugalah yangnlari mendapatkan Yesus ketika Dia dibangkitkan. Karena komitmen itulah, Yesus meminta Petrus menggembalakan domba-Nya.

Mazmur 105:6 (new living translation) "You children of His servant Abraham, you descendants of Jacob, his chosen one" atau dalam terjemahan BIS "Hai keturunan Abraham, hamba-Nya, dan keturunan Yakub, orang pilihannya"

Kita bisa tenang karena Tuhan tidak pernah lupa akan komitmen dan janji-nya. Komitmen Tuhan pada kita sudah jelas, pertanyaannya adalah bagaimana komitmen kita pada Tuhan?

Mazmur 62:6-7 "Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah"

Gunung batu itu solid dan kokoh. Kita bisa jadi kokoh dan solid karena komitmennya jelas. Orang yang punya komitmen adalah mereka yang kokoh dan tidak bisa digoyahkan karena mengetahui tujuannya.

Kita bisa memiliki potensi hebat, tetapi sampai kita mau berkomitmen pada tujuan kita diciptakan, kita tidak akan bisa menjadi hebat. Menolak berkomitmen sama dengan menolak tumbuh dewasa.

Marilah kita memulai berkomitmen untuk hidup kudus dan menikmati kesuksesan, karena komitmen adalah keputusan kita pribadi. Keputusan yang akan menentukan arah masa depan kita.

THE POWER OF DREAM

by: Gilbert Thera

2 Petrus 1:4 " (BIS) Dengan cara itulah Allah menganugerahkan kepada kita berkat-berkat yang sangat luar biasa dan berharga yang sudah dijanjikan-Nya. Dengan berkat-berkat itu kalian dapat terlepas dari keinginan-keinginan jahat yang merusak di dunia ini, dan kalian menerima sifat Ilahi.

Janji seseorang itu sebaik karakter orang tersebut, misalkan kalo saya terkenal tukang bohong maka janji saya tidak akan dipercaya orang lain. Pertama kali, kita harus mengenal seseorang sebelum mulai mempercayai orang tersebut.

Tuhan adalah karakter sempurna yang tiada bercacat cela. Dia berjanji bahwa kita akan diluputkan dari semua hal buruk yang terjadi di dunia. Janji itu memberikan visi dan harapan. Tuhan berjanji maka dengan itu kita punya harapan baru.

Ibrani 11:1 "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" 

Kalau kita tidak mengharapkan sesuatu dan memiliki visi, iman tidak ada artinya. Jika kita tidak punya keberanian buat bermimpi dan merubah generasi maka tidak perlu ada iman.

Kenapa bermimpi penting? karena harapan mengaktifkan iman dan itulah yang akhirnya mengubah kita. Jika tidak ada visi, maka umat Allah akan hancur. Dalam bahasa latin dikatakan 'Parish' artinya kembali ke situasi dimana Tuhan menemukan kita. 

Pada saat kita tidak memiliki visi, kita juga tidak akan memiliki tujuan, maka kita tidak akan bergerak maju, kita hanya akan berdiri diam.
Lihat saja tanaman yang tidak pernah disiram ataupun dirawat, akan berubah kering atau mati, atau bahkan berubah jadi hutan yang kehilangan keindahannya.

Kita coba lihat cerita Paulus dan Silas yang dipenjara dalam Kisah Para Rasul 16, kaki dan tangan mereka terikat namun justru dalam kondisi tersebut mereka menyanyikan pujian dan penyembahan kepada Tuhan.

"someone promises as good as someone character"

Praise atau penyembahan dalam bahasa Yunani 'Hemneo'  atau himne yang menyanyikan tentang kebesaran Tuhan, seperti yang dituliskan Daud dalam Mazmur 113-118 maupun Mazmur 136. 

Paulus dan Silas tahu Tuhan tidak akan berubah. Didalam penjara, mereka tidak mengeluh namun justru menyanyikan kehebatan Tuhan karena itu mereka terima visi dan tujuan yang jelas. Ketika visi dan tujuannya jelas, maka akan ada terobosan besar.

Setiap kali membaca ayat ini, saya berpikir ayat ini bicara soal terobosan yang terjadi pada Paulus dan Silas namun ternyata bukan. Paulus dan Silas adalah orang percaya, terobosan terjadi justru pada orang lain yang melihat dan mendengarkan mereka.

Terkadang Tuhan membawa kita masuk ke dalam situasi dimana kita justru yang membuat terobosan untuk orang-orang disekitar kita. Biarkan mereka lihat terobosan itu, dan bertindak sendiri untuk menyingkapinya.

Saya sadar bahwa Paulus dan Silas juga dipenjara untuk penjaga itu, Dia 
melihat kasih karunia, bertindak hingga akhirnya seluruh keluarganya diselamatkan. Terkadang rencana Tuhan terlalu besar dan kita cuma bisa melihat ujungnya saja.

Kalau saja kita bisa tahu apa yang Tuhan siapkan dalam kehidupan kita maka kita justru terkadang akan jadi sombong, yang bisa mempengaruhi keseluruhan kita. 

Amsal 18:12 (BIS) "Orang yang angkuh akan jatuh, orang yang rendah hati akan dihormati"

Kerendahan hati mendahului hormat. Karakter kita adalah pondasi, kehormatan yang kita terima seperti bangunan. Setinggi apa bangunan tersebut, tergantung dari pondasinya. Apa yang tampak dipermukaan baik, belum tentu dalamnya juga baik. 'If you want to go higher, you have to go deeper' Itu juga alasan mengapa Tuhan tidak langsung menunjukkan kepada kita rencana-Nya, namun Dia justru bawa kita dari satu musim ke musim lainnya agar karakter kita bisa bertumbuh.

Gilbert mengaku seringkali lupa dimana menaruh kacamatanya, padahal kacamata itu dia letakkan di kantong, dekat dengan hatinya..Hal tersebut sama seperti orang kristen melihat janji Tuhan. Janji Tuhan itu dekat di hati kita, namun kita justru bingung mencarinya.

Kita harus belajar melihat situasi kita lewat janji Tuhan. Mungkin situasinya tidak berubah namun justru penglihatan kita memandang situasi tersebut yang berubah. Kita bisa melihat situasi tersebut dengan berbeda.

Hal yang sama dirasakan Paulus dan Silas. Situasi seburuk apapun, mereka bisa melihat lebih dari sekadar apa yang terjadi karena mereka percaya pada janji Tuhan. 

Ketika kita mulai melihat situasi dengan janji Tuhan, mungkin bukan situasinya yang berubah namun orang-orang disekitarmu lah yang akan berubah. Jangan batasi apa yang bisa Tuhan lakukan dalam hidupmu.

Janji Tuhan hanya akan bekerja jika kita melihatnya, mempercayai-Nya dan melakukannya. Terkadang alasan Tuhan menempatkanmu dalam situasi ini sederhana, Tuhan ingin mengubahmu dan orang-orang disekitarmu.

Jadi tetaplah bermimpi dan coba melihat apa ang terjadi dalam hidupmu dengan kacamata Tuhan...Happy dreaming!!!!

LET'S START

Hi all...

Setahun terakhir saya bisa dibilang berhenti menulis khotbah, semua dimulai dari insiden hilangnya laptop kemudian diikuti banyak hal serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan saya. 

Saya pikir hanya saya yang diberkati ketika menuliskan catatan khotbah ini, saya sama sekali tidak tahu banyak jiwa yang juga turutndisentuh dari setiap rangkaian khotbah yang saya tulis ulang.

Saya minta maaf telah menghalangi berkat anda untuk menerima firman Tuhan, saya berjanji pada diri saya sendiri untuk mulai kembali menulis. Hal yang paling berat dilakukan adalah berjanji pada diri sendiri, karena musuh terbesar saya adalah kemalasan.

Saya akan mencoba menulis satu demi satu khotbah yang anda lewatkan selama setahun ini, jadi mohon bersabar yah..

Terimakasih untuk email dan kata-kata yang mendukung saya kembali menulis, kalian sungguh sangat memberkati saya....

Let's start!!!!