Kamis, 31 Januari 2013

COMMITMENT

(By : Ps Jeffrey Rachmat - Senior Pastor of JPCC)

Kita bisa ada didekat Yesus tapi tidak pernah mendapatkan mujizat. Coba lihat perempuan yang sakit pendarahan yang sembuh setelah menjamah jubah Yesus. Apa yang membedakannya dengan orang lain di sekitar Yesus? Iman. Iman yang membuat perbedaan diantara keduanya. Kita bisa dekat disekitar Yesus namun tanpa Iman semua tidak akan ada artinya.

Mazmur 37:5 (BIS) "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan, berharaplah kepada-Nya, Ia akan menolongmu" atau dalam terjemahan Inggrisnya "Commit your way to the Lord, Trust also in Him, and He shall bring it to pass"

"commit everything you do in life"

Dalam kamus bahasa Indonesia, komitmen berarti mengikatkan atau melekatkan. Salah satu bentuk adalah pernikahan. Komitmen itu harusnya seperti lem dan amplop, keduanya tidak bisa dipisahkan.

Ketika kita memiliki komitmen, maka kita juga memiliki tekad untuk mempertahankan komitmen tersebut. Jika tidak bisa, jangan berkomitmen karena komitmen membutuhkan pengorbanan.
Ilustrasi : Ayam mengeluarkan telur adalah kontribusi, karena tidak perlu ada pengorbanan, namun babi berkomitmen ketika berubah menjadi bacon, karena ada nyawa babi yang harus dikorbankan.

"Your Commitment should be bigger than your feeling"

Komitmen kita harusnya lebih besar dari perasaan kita. Jangan memakai perasaan anda, karena perasaan bisa mengelabui. Seringkali perasaan bisa hilang dalam pernikahan saat itulah dibutuhkan komitmen yang kuat untuk mengalahkan perasaan itu.

Misalnya saja pemain dalam timnas Belanda saling berseteru, bahkan saling tidak bertegur sapa, namun semua berbeda ketika di lapangan berusaha mengalahkan tim lainnya. Itu namanya komitmen.

Bayangkan Yesus dicerca dihina di atas kayu salib, namun Dia tetap menjalani semua itu. Di malam perjamuan terakhir, Yesus membasuh kaki para murid untuk menunjukkan hidup harus melayani. Okelah kalau untuk murid lainnya, namun bagaimana perasaan Yesus saat harus mencuci kaki orang yang akan mengkhianatinya? Namun Yesus memilih mengesampingkan perasaan-Nya dan terus berkomitmen pada tujuan menyelamatkan kita.

Orang yang punya potensi namun terlalu mengedepankan perasaannya tidak akan meraih mimpinya serta tidak akan bisa sukses. Dibutuhkan sekadar perasaan, dibutuhkan komitmen kuat untuk bisa sukses.

Komitmen artinya menyingkirkan perasaan kita meski terkadang kita sedikit diomongin, dijatuhkan dan lain sebagainya. 
ilustrasi : untuk membuat tato dibutuhkan komitmen, bayangkan saja kalau ditengah jalan mengeluh sakit dan berhenti ditato, maka gambarnya  tidak akan jadi. 

Orang yang berkomitmen adalah orang yang menyelesaikan pekerjaan, dan setia pada tujuannya.

2 Tim 4:5-7 "Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! Mengenai diriku, darahkunsudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan akuntelah memelihara iman"

Jangan berhenti meski dalam perjalanan kita harus menderita, kuasailah dirimu karena akan ada saat-saat dimana perasaanmu terluka. Di ayat ke-7, Paulus katakan bahwa dia telah menjaga komitmennya hingga akhir.

Pelajaran pertama memegang komitmen adalah belajar memegang janji.
Ilustrasi : Jangan hanya terpesona pada penampilan luar seorang lelaki, namun perhatikan juga perkataannya, karena apa yang keluar meluap dari hatinya. Perhatikan juga ketika dia menepati janji, kalo hanya janji kecil tidak bisa ditepati maka tidak akan bisa menepati janji besar juga.

Tingkat komitmen seseorang menunjukkan tingkat kedewasaan orang tersebut. Itu sebabnya pernikahan bukan buat anak kecil.
Ilustrasi : di belanda, orang cenderung malas menikah dan memilih kumpul kebo, mereka berkata buat apa menikah. Bagi mereka, pernikahan hanya selembar kertas, namun sebenarnya alasan mereka tidak mau menandatangani surat nikah karena mereka takut untuk berkomitmen. Karena mereka tau, dalam pernikahan tidak ada exit door. 

Komitmen mendatangkan ketenangan
ilustrasi : komitmen ayah ibu dalam menciptakan keluarga akan membuat anaknya tenang. Istri selalu khawatir ketika suaminya tidak pulang cepat karena sang istri tidak melihat suaminya berkomitmen.

Komitmen mengundang kepercayaan untuk masuk. 
Lihat saja Petrus. Petrus memiliki komitmen yang lebih jika dibandingkan murid lainnya meski terkadang terlalu percaya diri. Buktinya, Petrus mengikuti Yesus dari jauh saat Yesus ditangkap, meski kemudian akhirnya dia menyangkal Yesus. Petrus jugalah yangnlari mendapatkan Yesus ketika Dia dibangkitkan. Karena komitmen itulah, Yesus meminta Petrus menggembalakan domba-Nya.

Mazmur 105:6 (new living translation) "You children of His servant Abraham, you descendants of Jacob, his chosen one" atau dalam terjemahan BIS "Hai keturunan Abraham, hamba-Nya, dan keturunan Yakub, orang pilihannya"

Kita bisa tenang karena Tuhan tidak pernah lupa akan komitmen dan janji-nya. Komitmen Tuhan pada kita sudah jelas, pertanyaannya adalah bagaimana komitmen kita pada Tuhan?

Mazmur 62:6-7 "Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah"

Gunung batu itu solid dan kokoh. Kita bisa jadi kokoh dan solid karena komitmennya jelas. Orang yang punya komitmen adalah mereka yang kokoh dan tidak bisa digoyahkan karena mengetahui tujuannya.

Kita bisa memiliki potensi hebat, tetapi sampai kita mau berkomitmen pada tujuan kita diciptakan, kita tidak akan bisa menjadi hebat. Menolak berkomitmen sama dengan menolak tumbuh dewasa.

Marilah kita memulai berkomitmen untuk hidup kudus dan menikmati kesuksesan, karena komitmen adalah keputusan kita pribadi. Keputusan yang akan menentukan arah masa depan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar