Sabtu, 17 Desember 2011

HIGHLY FAVORED

(By: ps Jussar Badudu – Youth pastor in JPCC)


Luk 1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
 

Membicarakan tentang Yesus bukan hanya soal desember dan natal namun justru harus dilakukan setiap hari. Bicara soal Yesus adalah bicara soal hadiah keselamatan yang sebelumnya telah diberikan kepada kita.

Yohanes 3: 16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 

Tanpa anugerah keselamatan tersebut kita tidak akan menjadi atau mengalami apa yang sudah kita alami hingga hari ini. Tuhan memberikan kita hadiah utama namun Dia tidak berhenti sampai disitu saja. Tuhan ingin kita mendapatkan hidup dan mendapatkannya dalam segala kelimpahan.

Keselamatan adalah hal yang utama dan hal lainnya yang kita dapatkan setelahnya adalah bonus. Seperti misalnya kita membeli minum berhadiah mobil dan sebagainya.

Yohanes 10: 10 b  Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. 

Tuhan datang dan memberikan kita anugerah keselamatan, semua adalah keputusannya Tuhan, itu adalah hal yang absolute. Tuhan ingin kita mempunyai hidup dalam kelimpahan.

Seringkali tanpa kita sadar kita cuma fokus ke bonus nya (baca: kelimpahan) saja, hingga terkadang terkadang melupakan hal yang utama yaitu keselamatan sendiri.

Setiap orang mempunyai mimpi dan keinginan yang belum semuanya menjadi kenyataan. Tetapi kita harus berani mimpi yang besar. Tuhan yang akan membuatnya jadi kenyataan selama sesuai dengan rencana atau blue print yang Tuhan punya.

Terkadang kita takut untuk bermimpi besar padahal Tuhan sudah memberikan hadiah utama yang paling besar diantara semua hadiah yang ada. Mimpi adalah bonus yang belum jadi kenyataan. Jangan takut meminta bonus, apalagi ketika kalian sudah memegang hadiah utamanya.

luk 1:26-38 (bhs indonesia masa kini) Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ''Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.''Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: ''Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.'' Kata Maria kepada malaikat itu: ''Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?'' Jawab malaikat itu kepadanya: ''Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.'' Kata Maria: ''Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.'' Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Maria sama seperti perempuan kebanyakan, dia punya mimpi menikah, punya anak dengan tunangannya Yusuf. Namun Tuhan punya rencana berbeda untuk dia.

Bagaimana kalo kalian berada diposisi Maria?

Kita bisa belajar dari Maria untuk menerima apa yang Tuhan rencanakan padanya, Dia memimpikan sesuatu yang biasa namun ketika ditawari sesuatu yang besar, Maria langsung mengiyakan. Maria memilih untuk taat dan melakukan sesuatu yang luar biasa.

keep asking keep believing 

Ketika memilih bermimpi dan melakukan hal yang besar dalam hidupnya, Maria harus mendapati dirinya dalam perjalanan yang cukup keras. Dia harus menghadapi gunjingan dan gosip belum lagi ditambah suka duka saat kehamilan.

Sama seperti Maria yang menjaga kehamilannya, kita juga harus terus menjaga mimpi kita. Karena masa kehamilan akan tiba waktunya untuk masa kelahiran. Dalam jangka waktu tertentu, mimpi yang sudah kita kandung dan kita jaga tersebut akan kita nikmati hasilnya. Mimpi kita akan jadi kenyataan.

Jangan menurunkan mimpi karena berarti menurunkan iman dan meragukan kepercayaan kita pada Tuhan.

Mimpikan, jaga masa kandungan mimpi itu dan lahirkan. Kalian mungkin akan merasakan  sakit saat menjalani prosesnya dan menemukan tidak ada orang yang sepakat dengan mimpimu namun tetaplah bermimpi. Mimpi itu milikmu dan itu sebabnya hanya kamu yang harus memperjuangkannya.

Terkadang saat kita bermimpi timbul pikiran “Ah tidak mungkin, ah tidak akan bisa” Ketahuilah bahwa semua pikiran negatif adalah tanda silang yang kamu buat sendiri. Diri kitalah yang membatasi kita sendiri dan bukan Tuhan.

Jangan pernah bermimpi karena kita adalah seseorang yang ‘highly favor’ artinya kita seseorang yang diurapi dan mendapat perkenanan dari Tuhan. Kita begitu berharga dan kita ditinggikan Tuhan
.
Apa mimpimu untuk tahun depan? Tuliskanlah dan doakanlah bersiaplah mendapatkan jalan yang berliku namun percayalah buahnya manis. Jangan tuliskan mimpi yang sepele seakan kita tidak tahu Allah kita luar biasa. Tuliskanlah hal yang luar biasa dan biarlah Tuhan yang merajut mimpimu.

Keep dreaming, Keep Believing

GENEROSITY

(By: ps Robb Thompson - the founder and president of Family Harvest International)

Ada 3 jenis manusia :

1). Orang yang suka kompromi
Mereka yang suka kompromi terhadap segala hal entah itu baik ataupun buruk. Biasanya orang seperti ini akan mempengaruhi kita untuk juga ikut berkompromi.

2). Orang yang menyertai
Mereka adalah orang yang bersama dan berkumpul dengan kita namun kita tidak mengenal mereka secara dekat. Mereka yang hanya ada bersama kita untuk saat ini namun belum tentu akan tetap bersama kita di masa depan.

3). Orang yang berkomitmen
Mereka bisa terlihat dari bagaimana cara mereka memperlakukan orang lain. Bagaimana mereka memperlakukan ibu mereka (akan menentukan perlakuan seperti apa yang akan anda dan anak anda terima nantinya) apakah dia melayani dan memiliki komitmen terhadap sesuatu hal. Jika anda akan memilih seorang pria maka lihatlah dimana dia berada sekarang dan dengan siapa saja dia bergaul maka anda sudah bisa melihat kearah mana dia akan berada di masa depan.

Usia 25 hingga 30 tahun adalah usia dimana manusia meletakkan pondasi untuk menopang seluruh kehidupannya. Di usia ini sangat dimungkinkan dan dimaklumi ketika melakukan kesalahan karena masih punya banyak waktu untuk membangun kembali dan memperbaiki kesalahan. Hal yang tidak bisa kita lakukan ketika kita berumur 35 tahun.

Amsal 3: 5-10 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu. Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya. 

Ayat diatas ditulis Daud untuk putranya Salomo sebagai petuah kehidupan dan nasihat dalam menjalani hidup.

Percaya artinya terbaring dan menyerahkan diri. Di ayat ke 6 dikatakan ketika kita menyerah dan berserah penuh pada Tuhan maka Tuhan akan membuka jalan. We have to learn to let go everything to God.

Robb Thompson bercerita tentang perjalanan hidupnya. Dia diselamatkan dari Rumah Sakit Jiwa dan di usia 35 tahun menjadi seorang Kristen dan disaat yang sama dia belajar menyerahkan segala sesuatunya ke tangan Tuhan hingga akhirnya kini dia menjadi seorang jutawan. Robb bercerita dia tidak bersandar pada pengertiannya sendiri meskipun dia pernah kehilangan 1,2 juta dollar dalam sehari.

Jangan pernah bersandar pada pengertian sendiri, percaya saja pada Firman Tuhan.

Amsal 3: 9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu

Ilustrasi: setiap orang diberikan pepaya maka kita harus memuliakan Tuhan dengan pepaya yang kita punya tidak peduli berapa jumlahnya.

Kita harus selalu menjalani kehidupan dengan kemurahan hati dan bukan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan.

Efesus 4: 28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. 

Seseorang kerja di Chicago sebagai pencuri namun kemudian dia memilih berhenti kerja dan menjadi sopir bus. Hidup kita bukan dibangun oleh apa yang kita percayai tapi oleh apa yang kita lakukan. Yang kita lakukan itulah yang sebenarnya kita percayai.

Contohnya : cinta tidak bisa dibuktikan lewat kata-kata saja namun harus lewat tindakan nyata.

Nilai yang kita tempatkan segera terbuka pada harga yang rela kita bayarkan. Mari kita lihat Tuhan, Dia menentukan nilainya. Dia menebus dosa kita dengan membayar harga Anak satu-satu-Nya, Yesus.

Tuhan menaruh nilai yang luar biasa pada masing-masing kita. Kita berharga. Dia bahkan menganggap kita lebih berharga daripada Yesus, Anak-Nya sendiri.

Yesus yang turun ke bumi dan menjadi manusia berbeda dengan Yesus yang naik ke sorga. Yesus yang naik menjadi yang sulung diantara kita semua tetapi tanpa darah, kenapa? Karena darah-Nya sudah tercurah untuk kita semua.

Jika ingin berhasil dalam hubungan atau kehidupan maka ‘Cintailah apa yang Dia cintai’ percayalah sesuatu yang dasyat akan terjadi dalam hidup anda.

Dia menciptakan bumi dan langit bahkan membuat taman Eden untuk manusia ciptaan-Nya tetapi tugas melakukan multiplikasi dan reproduksi diserahkan pada manusia. Artinya apa yang kita berikan, itu jugalah yang akan diterima.

Dalam sebuah persekutuan doa, setiap orang ditantang memberikan sesuatu namun saat itu Robb Thompson yang baru bertobat tidak mempunyai apapun untuk diberikan akhirnya dia memilih menggunakan kertas dan pensilnya untuk berjanji bahwa mulai saat itu dia tidak akan pernah miskin lagi.

Seringkali kita katakan apa yang kita mau pada Tuhan, tetapi jarang sekali kita bertanya apa yang Tuhan inginkan atau yang Tuhan mau.  

2 Tawarikh 1: 6-12 Salomo mempersembahkan korban di sana di hadapan TUHAN di atas mezbah tembaga yang di depan Kemah Pertemuan itu; ia mempersembahkan seribu korban bakaran di atasnya. Pada malam itu juga Allah menampakkan diri kepada Salomo dan berfirman kepadanya: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." Berkatalah Salomo kepada Allah: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada Daud, ayahku, dan telah mengangkat aku menjadi raja menggantikan dia. Maka sekarang, ya TUHAN Allah, tunjukkanlah keteguhan janji-Mu kepada Daud, ayahku, sebab Engkaulah yang telah mengangkat aku menjadi raja atas suatu bangsa yang banyaknya seperti debu tanah. Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian, supaya aku dapat keluar dan masuk sebagai pemimpin bangsa ini, sebab siapakah yang dapat menghakimi umat-Mu yang besar ini?" Berfirmanlah Allah kepada Salomo: "Oleh karena itu yang kauingini dan engkau tidak meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan atau nyawa pembencimu, dan juga tidak meminta umur panjang, tetapi sebaliknya engkau meminta kebijaksanaan dan pengertian untuk dapat menghakimi umat-Ku yang atasnya Aku telah merajakan engkau, maka kebijaksanaan dan pengertian itu diberikan kepadamu; selain itu Aku berikan kepadamu kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sebagaimana belum pernah ada pada raja-raja sebelum engkau dan tidak akan ada pada raja-raja sesudah engkau." 

Salomo memberikan 1000 ukupan dan mempersembahkannya kepada Tuhan, jumlahnya dengan kurs sekarang hampir senilai 115 milyar dollar. Salomo kemudian menjadi orang terkaya di dunia, hanya karena Tanya apa yang Tuhan mau.

Mazmur 37: 25 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; 

Ayat diatas adalah bukti bahwa Tuhan tidak pernah memalingkan wajahnya dari orang yang murah hati.

Memberi bukan terletak pada berapa jumlah yang kita punya namun pada harga yang rela kita bayarkan. Harga disini bukan terletak pada kisaran materi namun pada sesuatu yang kita anggap berharga, pemberian yang akan melukai hati kita namun untuk diperlebar kapasitasnya. Daud katakan bahwa dia tidak akan pernah memberikan sesuatu yang tidak ada harganya.

2 Kor 8: 7 Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, --dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami--demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. 

Selalu ada panggilan untuk menjadi seseorang yang murah hati.

Intinya adalah mengikut Tuhan, mari bekerja buat berkat diri sendiri dan keluarga yang kita punya dan jangan lupa mempersiapkan juga berkat bagi keturunan ketiga dan keempat kita.

Ilustrasi: Tuhan memberikan semua yang kita punyai saat ini. Tuhan memberikan kita misalnya sebuah pepaya. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dengan pepaya itu, kita bisa menggenggamnya sampai busuk, kita bisa menyembunyikannya atau kita bisa mengembalikan pepaya tersebut kembali ke tangan Tuhan dan biarkan Dia yang membelahnya – biarkan bijinya jatuh dalam semua aspek kehidupan kita dan kita akan menjadi orang yang sangat diberkati.

Bagaimana caranya menjadi diberkati?
1). Berserah dan menyerah penuh pada otoritas Tuhan
2). Muliakan Tuhan dengan hartamu

Kita sebenarnya tidak memiliki apa yang kita punyai saat ini, kita hanyalah manager yang diberi Tuhan kesempatan untuk mengelola apa yang kita punyai saat ini, sehingga kita harus menghargainya.

Luk 16: 10-12 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? 

Tuhan telah kita mempercayakan kepada kita setiap aspek kehidupan untuk kita jaga, kita harus belajar setia dan taat mengelola stiap hal tersebut.

Berserah pada Tuhan, Belajarlah murah hati, dan Muliakan Tuhan dengan hartamu serta pandailah dalam mengelolanya. Hal yang sama dilakukan Daud, Salomo dan Robb Thompson, hal yang sama juga bisa anda lakukan.

Pertanyaannya sekarang, maukah anda?

Jumat, 16 Desember 2011

PELAYAN DARI SEMUA

(By : Ps Jeffrey Rachmat – Senior Pastor in JPCC)

Kis 20: 35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."

Adalah lebih bahagia daripada menerima. Semua orang bisa menerima tetapi tidak semuanya bisa memberi.
Problem atau pertengkaran dimulai ketika kita mementingkan diri sendiri baik itu dalam bisnis dan hubungan.

Yak 4: 1 (The Message) Where do you think all these appalling wars and quarrels come from? Do you think they just happen? Think again. They come about because you want your own way, and fight for it deep inside yourselves.

Atau dalam terjemahan bahasa Indonesianya, Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? 
Do you think its just happen?

Lihatlah gerakan tangan ketika memberi. Ketika memberi, Tangan dari dalam keluar dan menerima sebaliknya.

Semuanya adalah tentang diri sendiri. Jika kita belajar untuk menyalibkan daging dan tidak mementingkan diri sendiri maka dimasa depan akan bisa mengurangi perselisihan.

Markus 9: 33-37 (BIS) Mereka sampai di Kapernaum. Setelah di rumah, Yesus bertanya kepada pengikut-pengikut-Nya, ''Kalian mempersoalkan apa di tengah jalan tadi?''Mereka tidak menjawab, sebab di tengah jalan mereka bertengkar mengenai siapa yang terbesar. Yesus duduk, lalu memanggil kedua belas pengikut-Nya itu. Ia berkata kepada mereka, ''Orang yang mau menjadi yang nomor satu, ia harus menjadi yang terakhir dan harus menjadi pelayan semua orang.''Kemudian Yesus mengambil seorang anak kecil, dan membuat anak itu berdiri di depan mereka semua. Yesus memeluk anak itu dan berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, ''Orang yang menerima seorang anak seperti ini karena Aku, berarti menerima Aku. Dan orang yang menerima Aku, ia bukan menerima Aku saja, tetapi menerima juga Dia yang mengutus Aku.''

Dalam ayat ini diceritakan bahwa murid-murid Tuhan juga berantem. Mereka mempertengkarkan soal siapa yang paling utama.

Ilustrasi : Pelayan yang lari hilir mudik mengurus para tamu meskipun dia tidak sempat makan.
Pelayan adalah orang yang tidak mementingkan diri sendiri tetapi justru menempatkan kepentingan orang lain diatas kepentingannya sendiri. Itulah hati yang Yesus inginkan. Yesus bukan ingin agar kita menjadi pelayan restoran namun agar kita memiliki hati yang melayani. Dengan hati yang seperti ini (tidak egois dan mau melayani orang lain) maka akan sulit dikalahkan oleh iblis.

Jika anda ingin memiliki hati seperti itu, saya tantang anda untuk melayani di gereja. Itu adalah praktek terbaik untuk tidak melayani diri sendiri karena sulit untuk melayani dengan benar jika kita hanya focus untuk diri sendiri.

Hati yang melayani juga berkaitan dengan sikap mau memberi. Hati yang sama harus dipunyai oleh seorang pemimpin dimana dia lebih mementingkan rakyat dan bukan keluarga atau partainya. Jika ini terjadi pada pemimpin di Indonesia, maka Indonesia akan menjadi Negara yang hebat.

Ilustrasi : Seorang anak kecil yang tidak mau membagi kentang goreng yang dibelikan oleh ayahnya. Kalau masih kecil kita mungkin akan menganggapnya lucu namun bayangkan jika dia nanti sudah besar dan menerapkan kebiasaan ‘pelit’ tersebut dalam hidupnya.

Memberi mengubah kapasitas hati.

Matius 6: 21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. 

Amsal 11: 24-25 (BIS) Ada orang suka memberi, tapi bertambah kaya, ada yang suka menghemat, tapi bertambah miskin papa. Orang yang banyak memberi akan berkelimpahan, orang yang suka menolong akan ditolong juga.

Dalam terjemahan The Message The world of the generous gets larger and larger; 
the world of the stingy gets smaller and smaller. The one who blesses others is abundantly blessed; those who help others are helped.

Jika kita peduli pada orang lain maka dimana hati kita akan ikut dalam pemberian kita karena dimana harta kita berada disitu hati kita berada, dengan arti kata lain kapasitas hati kita akan diperlebar. Dalam ayat diatas dijelaskan jika kita membutuhkan sesuatu maka kita akan mendapatkan bantuan.

Dalam persepuluhan, Tuhan tidak menginginkan uang kita tetapi Dia ingin tahu bagaimana hati kita. Coba pikirkan kalau Yesus marah dan berhenti memberikan berkat kepada kita. Untungnya, Bapa kita di surga tidak seperti itu, He will love us no matter what.

Amsal 11: 25 (Today New International Version) A generous person will prosper; 
   whoever refreshes others will be refreshed.

Generous person will prosper not a prosper person will be generous.

Belum tentu orang yang kaya atau makmur adalah orang yang murah hati. Hati lebih dulu baru kemudian mengikuti kelimpahan. Kita harus murah hati terlebih dahulu baru akan diberikan kelimpahan.

Mengapa kita diberikan kelimpahan? Supaya kita bisa memberikan lebih banyak kepada orang lain.
Kita harus memberi dengan benar. Memberi dengan hati bukan dengan keinginan atau motif tertentu. Kita memberi karena memang kita ingin atau suka memberi. “Give with the giving heart not with the getting heart”
Generous bukan hanya soal uang. Generous adalah soal hati. Murah hati bisa dilakukan di setiap sendi kehidupan bukan hanya tentang uang. Murah hati dalam pujian dan doa yang semuanya keluar dari kelimpahan hati. Kita juga harus murah hati dalam soal pengampunan. Ketika kita menahan pengampunan maka justru kita yang akan lebih tersakiti dan hidup kita berhenti.

“You most like God if you have a giving heart”

Kenapa kita harus memberi?

Roma 2: 4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? 

Kita harus mampu menjadi agen-agennya Tuhan untuk membagikan kemurahan hati. Adalah ‘The Goodness of God (= kebaikan Tuhan)’ dan bukan kemarahan dan kemurkaan yang menuntun seseorang pada pertobatan.

Jika kita murah hati maka kita akan bisa dipakai Tuhan untuk menyelamatkan orang lain.

Luk 5: 1-8 ada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." 

Lihatlah cerita diatas. Petrus menerima kebaikan terlebih dahulu baru mengakui dosanya. Terima kebaikan Tuhan dulu baru kita bisa bertobat.

Bayangkan jika kita menjadi distributornya Tuhan?

Kita sebarkan kebaikan, dan bayangkan berapa jiwa yang bisa bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Semoga ini akan membantu kita untuk lebih murah hati kepada semua orang. 

THE ART OF SERVING

(By: Kenny Goh – Date Leader in JPCC)

Roma 5: 17 Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. 

Didalam Yesus kita mempunyai hidup yang berkuasa dan menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran.

2 Petrus 1: 2 Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. 

Kalau kita mau menerima maka kita harus memperdalam pengenalan akan Allah dan Yesus. Ini tidak ada hubungannya dengan seberapa pintarnya kita memahami alkitab namun justru terletak dalam seberapa dekat hubungan kita dengan Tuhan. Didalam Yesus ada kuasa.

Yesus adalah hikmat dan kebijaksanaan (= wisdom) Tuhan memberikan kepada kita segala sesuatunya. Jika kita mendekat pada Tuhan, maka kita akan bisa melakukan sesuatu. Itulah pentingnya pengenalan akan Tuhan sebelum kita melayani.

Filipi 2: 6-7 (terjemahan baru) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Tuhan menjadi pelayan. Dia yang mempunyai segalanya tetapi rendah hati

Markus 10: 44-45 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." 

Yohanes 13: 3-17 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." 

Kita melayani karena Yesus terlebih dahulu telah melayani. Kita gak akan pernah bisa melayani karena standart Tuhan tinggi.

Tuhan tahu Dia siapa dan akan kemana Dia tetapi justru Dia mau turun dan melayani.

“What would you do if you are the most powerful person?” The answer is Serve.

Itulah yang Tuhan lakukan. Yesus ajarkan jika kita mau dimuliakan maka kita terlebih dahulu harus turun dan menjadi hamba.

Wahyu 1: 13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. 

Yohanes melihat Yesus yang sudah dimuliakan. Ikat pinggang dalam bahasa aslinya berarti gidle atau berpakaian seperti hamba.

Yohanes 13 : 8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." 

Kalau aku tidak membasuh kakimu maka perjanjian tersebut tidak bisa disahkan dan kita tidak akan bisa diselamatkan. Kita tidak akan bisa melayani Tuhan secara efektif sebelum kita memberikan atau membiarkan Tuhan melayani kita terlebih dahulu.

Tuhan membasuh kaki kita artinya Dia sedang membersihkan jalan kita dengan kebenaran dan air hidup. Jadi biarkan dia membasuh mu terlebih dahulu dan setelahnya nanti akan tiba giliran kita untuk melayani orang lain.
Tidak ada harga yang sanggup kita bayarkan atas apa yang telah Yesus lakukan. Jika kita melayani maka kita melakukannya untuk Dia.

Tuhan tidak membutuhkan pelayanan kita tetapi justru kita melakukannya untuk kemuliaan Tuhan dan kemudian Tuhan ingin kita melakukannya untuk orang lain.

Mari kita belajar melayani sama seperti teladan Yesus yang dengan rendah hati turun dan menjadi pelayan bagi semua orang. 

Senin, 12 Desember 2011

THE ART OF SERVING


(By : Ps Sidney Mohede – pastor in JPCC)
*Sermon ini disampaikan Ps Sidney saat Team building bersama departemen Performing Art JPCC*

Apapun pelayanan yang kita lakukan hendaknya kita melakukannya dengan hadirat Tuhan. Itulah yang membedakan kita dari orang dunia. Kita tidak hanya sekadar melakukan art, music or presenting tapi kita melakukan semua itu dengan menghadirkan hadirat Tuhan dalam segala pelayanan kita sehingga orang yang melihat bisa tersentuh dan terjamah hatinya karena menyadari keberadaan Tuhan.

Ini yang harus menjadi pertanyaan koreksi pribadi kita, apakah selama ini pelayanan kita menghadirkan hadirat Tuhan atau hanya sekadar music, tarian atau pertunjukan lainnya?

Kita belajar dari Musa di Keluaran 33:14-18 Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu." 

Dalam terjemahan NKJV And He said, “My Presence will go with you, and I will give you rest.” 

Tuhan berjanji pada Musa bahwa hadirat Tuhan akan selalu menyertainya setiap saat. Dalam ayat selanjutnya Musa katakan bahwa dia tidak akan pergi sebelum yakin dengan jelas bahwa Hadirat Tuhan menyertainya setiap saat. Karena Tuhan mengenal Musa maka Dia berjanji penuh akan selalu hadir, Hadirat Tuhan akan menyertai setiap saat.

(ayat 15-17) Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini? Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau."

Tuhan katakan dalam ayat diatas bahwa Dia mengenal Musa. Dalam pelayanan kita harus memiliki hubungan yg intim dengan Tuhan. Itu yang Tuhan inginkan dibanding semua persembahan atau pelayanan kita. Itu yang harusnya kita cari terlebih dahulu sebelum dan selama pelayanan. 

Hosea 6:6  Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.

Sama seperti Musa, hadirat Tuhan akan hadir dan mengikuti kita setiap saat tergantung pada hubungan intim kita dengan Tuhan. Itu sebabnya penting dalam pelayanan, stiap orang yang melayani punya hubungan dekat dengan Tuhan.

(ayat 18) Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku." 

Dalam terjemahan NKJV And he said, “Please, show me Your glory.” 

Ketika hadirat Tuhan hadir maka kemuliaan Tuhan juga akan selalu hadir bersama dalam setiap pelayanan dan pekerjaan yang kita lakukan.

Ps Sidney bercerita bahwa sebelum dia manggung, Dia selalu berdoa meminta kemuliaan Tuhan hadir dalam setiap lagu maupun khotbah yang dibawakannya.

“Pelayanan is about the glory of God not the glory of me and you”

Pelayanan kita harus bersumber dan berpusat pada Tuhan dan bukan pada seberapa terkenal kita nantinya atau ambisi kita pribadi. Biarlah dengan pelayanan kita Tuhan ditinggikan dimata semua orang.

Matius 20 merupakan salah satu ayat terkenal yang bicara soal perumpamaan pekerja di ladang. Ayat ini juga berbicara tentang tipe orang yang melayani.

"Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. 

Ada 2 tipe org yg melayani:

1). Mereka yang sepakat dengan upah yang diterima
Kata sepakat dalam matius diatas berarti orang yang melayani dengan mengharapkan upah tertentu dan berpikir tentang apa yang pantas dia dapatkan setelah melayani.

2). Mereka yang percaya penuh pada majikannya.
kita melayani karena itu yang ingin kita lakukan tanpa pernah ada embel-embel atau mengharapkan sesuatu. Kepercayaan penuh kepada majikan ini berdasar atas pengenalan kita akan Tuhan.

Ilustrasi: saat melayani disebuah grup music, Sidney selalu meminta kepada tim dan managemennya agar tidak mematok bayaran saat pelayanan, namun tanpa sepengetahuannya ternyata tim managemen meminta sejumlah uang pada EO atau penyelenggara acara tersebut. Saat Sidney bertemu EO tersebut memberi tahu bahwa sebenarnya jumlah yang disiapkan oleh mereka adalah 2x lipat dari permintaan managemen tersebut.

Tuhan sebagai majikan kita tahu kok jerih payah kita dalam melayani. Upah kita sudah terjamin,tenang saja.

Jika kita melihat diatas , Tipe-tipe orang yang melayani tersebut bukan berdasarkan berkat yang didapat namun melihat dari sikap hati..Sikap hati seperti apa yg kita punya saat melayani saat ini?

Mari koreksi bersama-sama dan jadikan Tuhan the center of it all..Biarlah kita belajar melayani dengan rendah hati, dan apapun pelayanan kita akan diberkati luar biasa supaya setiap orang bisa merasakan hadirat dan kemuliaan Tuhan lewat pelayanan kita.