Jumat, 16 Desember 2011

PELAYAN DARI SEMUA

(By : Ps Jeffrey Rachmat – Senior Pastor in JPCC)

Kis 20: 35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."

Adalah lebih bahagia daripada menerima. Semua orang bisa menerima tetapi tidak semuanya bisa memberi.
Problem atau pertengkaran dimulai ketika kita mementingkan diri sendiri baik itu dalam bisnis dan hubungan.

Yak 4: 1 (The Message) Where do you think all these appalling wars and quarrels come from? Do you think they just happen? Think again. They come about because you want your own way, and fight for it deep inside yourselves.

Atau dalam terjemahan bahasa Indonesianya, Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? 
Do you think its just happen?

Lihatlah gerakan tangan ketika memberi. Ketika memberi, Tangan dari dalam keluar dan menerima sebaliknya.

Semuanya adalah tentang diri sendiri. Jika kita belajar untuk menyalibkan daging dan tidak mementingkan diri sendiri maka dimasa depan akan bisa mengurangi perselisihan.

Markus 9: 33-37 (BIS) Mereka sampai di Kapernaum. Setelah di rumah, Yesus bertanya kepada pengikut-pengikut-Nya, ''Kalian mempersoalkan apa di tengah jalan tadi?''Mereka tidak menjawab, sebab di tengah jalan mereka bertengkar mengenai siapa yang terbesar. Yesus duduk, lalu memanggil kedua belas pengikut-Nya itu. Ia berkata kepada mereka, ''Orang yang mau menjadi yang nomor satu, ia harus menjadi yang terakhir dan harus menjadi pelayan semua orang.''Kemudian Yesus mengambil seorang anak kecil, dan membuat anak itu berdiri di depan mereka semua. Yesus memeluk anak itu dan berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, ''Orang yang menerima seorang anak seperti ini karena Aku, berarti menerima Aku. Dan orang yang menerima Aku, ia bukan menerima Aku saja, tetapi menerima juga Dia yang mengutus Aku.''

Dalam ayat ini diceritakan bahwa murid-murid Tuhan juga berantem. Mereka mempertengkarkan soal siapa yang paling utama.

Ilustrasi : Pelayan yang lari hilir mudik mengurus para tamu meskipun dia tidak sempat makan.
Pelayan adalah orang yang tidak mementingkan diri sendiri tetapi justru menempatkan kepentingan orang lain diatas kepentingannya sendiri. Itulah hati yang Yesus inginkan. Yesus bukan ingin agar kita menjadi pelayan restoran namun agar kita memiliki hati yang melayani. Dengan hati yang seperti ini (tidak egois dan mau melayani orang lain) maka akan sulit dikalahkan oleh iblis.

Jika anda ingin memiliki hati seperti itu, saya tantang anda untuk melayani di gereja. Itu adalah praktek terbaik untuk tidak melayani diri sendiri karena sulit untuk melayani dengan benar jika kita hanya focus untuk diri sendiri.

Hati yang melayani juga berkaitan dengan sikap mau memberi. Hati yang sama harus dipunyai oleh seorang pemimpin dimana dia lebih mementingkan rakyat dan bukan keluarga atau partainya. Jika ini terjadi pada pemimpin di Indonesia, maka Indonesia akan menjadi Negara yang hebat.

Ilustrasi : Seorang anak kecil yang tidak mau membagi kentang goreng yang dibelikan oleh ayahnya. Kalau masih kecil kita mungkin akan menganggapnya lucu namun bayangkan jika dia nanti sudah besar dan menerapkan kebiasaan ‘pelit’ tersebut dalam hidupnya.

Memberi mengubah kapasitas hati.

Matius 6: 21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. 

Amsal 11: 24-25 (BIS) Ada orang suka memberi, tapi bertambah kaya, ada yang suka menghemat, tapi bertambah miskin papa. Orang yang banyak memberi akan berkelimpahan, orang yang suka menolong akan ditolong juga.

Dalam terjemahan The Message The world of the generous gets larger and larger; 
the world of the stingy gets smaller and smaller. The one who blesses others is abundantly blessed; those who help others are helped.

Jika kita peduli pada orang lain maka dimana hati kita akan ikut dalam pemberian kita karena dimana harta kita berada disitu hati kita berada, dengan arti kata lain kapasitas hati kita akan diperlebar. Dalam ayat diatas dijelaskan jika kita membutuhkan sesuatu maka kita akan mendapatkan bantuan.

Dalam persepuluhan, Tuhan tidak menginginkan uang kita tetapi Dia ingin tahu bagaimana hati kita. Coba pikirkan kalau Yesus marah dan berhenti memberikan berkat kepada kita. Untungnya, Bapa kita di surga tidak seperti itu, He will love us no matter what.

Amsal 11: 25 (Today New International Version) A generous person will prosper; 
   whoever refreshes others will be refreshed.

Generous person will prosper not a prosper person will be generous.

Belum tentu orang yang kaya atau makmur adalah orang yang murah hati. Hati lebih dulu baru kemudian mengikuti kelimpahan. Kita harus murah hati terlebih dahulu baru akan diberikan kelimpahan.

Mengapa kita diberikan kelimpahan? Supaya kita bisa memberikan lebih banyak kepada orang lain.
Kita harus memberi dengan benar. Memberi dengan hati bukan dengan keinginan atau motif tertentu. Kita memberi karena memang kita ingin atau suka memberi. “Give with the giving heart not with the getting heart”
Generous bukan hanya soal uang. Generous adalah soal hati. Murah hati bisa dilakukan di setiap sendi kehidupan bukan hanya tentang uang. Murah hati dalam pujian dan doa yang semuanya keluar dari kelimpahan hati. Kita juga harus murah hati dalam soal pengampunan. Ketika kita menahan pengampunan maka justru kita yang akan lebih tersakiti dan hidup kita berhenti.

“You most like God if you have a giving heart”

Kenapa kita harus memberi?

Roma 2: 4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? 

Kita harus mampu menjadi agen-agennya Tuhan untuk membagikan kemurahan hati. Adalah ‘The Goodness of God (= kebaikan Tuhan)’ dan bukan kemarahan dan kemurkaan yang menuntun seseorang pada pertobatan.

Jika kita murah hati maka kita akan bisa dipakai Tuhan untuk menyelamatkan orang lain.

Luk 5: 1-8 ada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." 

Lihatlah cerita diatas. Petrus menerima kebaikan terlebih dahulu baru mengakui dosanya. Terima kebaikan Tuhan dulu baru kita bisa bertobat.

Bayangkan jika kita menjadi distributornya Tuhan?

Kita sebarkan kebaikan, dan bayangkan berapa jiwa yang bisa bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Semoga ini akan membantu kita untuk lebih murah hati kepada semua orang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar