Minggu, 27 November 2011

PUNDI YANG BERLUBANG

(By: Ps Jeffrey Rachmat – Senior Pastor of JPCC)

Menjelang natal kita selalu diingatkan bahwa kita mendapatkan yang terbaik dari Yesus. Kita selalu diingatkan bahwa Tuhan sangat amat murah hati.

Roma 8: 32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? 

Tuhan menyerahkan yang terbaik yang dia punya yaitu anak-Nya yang tunggal, Yesus. Jika Dia berkenan memberi yang terbaik, berarti Dia juga akan memberikan segala-galanya buat kita. Itu bukti betapa murah hatinya Tuhan. Jika Tuhan kita murah hati, masakan kita anak-Nya pelit?

Yohanes 10: 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. 

Yesus katakana bahwa Dia datang untuk memberi kita hidup dalam kelimpahan. Kenapa? Supaya kita juga bisa memberikannya atau membagikannya kepada orang lain.

Amsal 11: 24 Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. (Dalam terjemahan The Message : The world of the generous gets larger and larger; the world of the stingy gets smaller and smaller)

Di ayat 24 dikatakan jika menghemat luar biasa akan SELALU kekurangan. Artinya bukan hanya satu kali, dua kali namun berulang kali dan sering. Namun, dunia orang yang murah hati semakin luas dan besar.

Kis 20: 35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." 

Memberi adalah tentang orang lain sementara menerima adalah tentang diri kita sendiri.
Ilustrasi: Ketika o mps Jeffrey meninggal, banyak yang datang hingga ruangan jenazah tidak cukup. Mereka datang untuk memberikan penghormatannya, karena semasa hidup dia adalah orang yang murah hati. Sementara di kamar sebelahnya, hanya ada satu dua orang yang datang berikan dukacitanya. Jika anda melihat dua kisah diatas, anda akan tahu bahwa hidup kecil (untuk diri anda sendiri) maka dunia anda pun akan kecil.

Jika anda tidak murah hati, ketika anda dalam masalah tidak akan ada yang membantu.

Amsal 11: 25 Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. 

Atau dalam terjemahan BIS Orang yang banyak memberi akan berkelimpahan, orang yang suka menolong akan ditolong juga”

Atau dalam terjemahan TNIV A generous person will prosper;whoever refreshes others will be refreshed”

Generous is about yourself more than what your hand could give. Kemurahan hati adalah tentang diri kita lebih daripada apa yang bisa diberikan oleh tangan kita.

Orang yang murah hati tidak pernah mementingkan diri sendiri atau intinya dia tidak hitung-hitungan. Yang anda harus ketahui bahwa kelimpahan yang dijanjikan kepada kita merupakan akibat dan tidak pernah menjadi tujuan memberi. Terkadang ada orang yang tricky, ada yang mencoba memberi untuk mendapatkan namun ketahuilah orang yang seperti ini akan berhenti memberi ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Orang yang murah hati sebaliknya, dia akan terus memberi karena bukan tujuannya mendapatkan sesuatu, dia hanya ingin memberi.

Anda pasti tahu cerita perumpamaan tentang Samaria yang baik hati bukan. Cerita ini benar-benar menunjukkan kemurahan hati. Dia menaikkan ‘si korban’ ke atas keledainya sementara dia jalan kaki, dia merawat hingga sembuh tanpa ada harapan bahwa ‘si korban’ akan membayarnya dua kali lipat.
Tetapi kita harus tahu bahwa murah hati bukanlah murahan. Kita tidak asal memberi kepada semua orang namun kita harus memberinya kepada orang yang tepat.

Matius 7 : 6 "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." 

Ini adalah satu ayat dimana Tuhan bilang ‘Jangan kasih’ Tuhan meminta kita untuk memberikan kepada orang yang tepat yang bisa menghargai apa yang kita berikan. Kebahagiaan bagi orang yang murah hati adalah ketika orang tersebut menghargai atau layak menerima pemberian kita.

Mungkin sering ada pertanyaan, Kenapa kita murah hati tetapi kok tidak dalam kelimpahan, apakah Firman Tuhan salah? Ini yang harus anda ingat, bagi orang murah hati kelimpahan bukan merupakan suatu tujuan.

Generosity bukan hanya bicara soal materi namun kita juga harus murah hati dalam soal perkataan dan perbuatan kita.

Bilangan 23: 19 Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?

Firman Tuhan tidak pernah salah. Jangan turunkan Firman Tuhan ke tingkat pengalaman anda tetapi tambahkanlah atau kembangkanlah iman anda sehingga pengalaman anda bisa sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.

Ilustrasi: Pasangan hamba Tuhan teman ps Jeff di Belanda sudah menikah selama 12 tahun dan belum dikaruniai anak, namun mereka tidak putus asa. Mereka tidak bilang “Firman Tuhan beranak cuculah dan penuhilah bumi ternyata hanya untuk beberapa orang saja” tidak... mereka tetap percaya dan meningkatkan iman mereka. Kemudian ps Jeff mendengar berita gembira itu, istri temannya hamil dan akhirnya mereka akan mendapatkan anak.

Hagai 1: 1-7 Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya: "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!" Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! 

Tuhan katakan “Perhatikanlah keadaanmu” itu dikatakan dua kali (Jika Tuhan mengulang perkataannya sebanyak dua kali maka itu sesuatu yang penting) Cerita diatas menunjukkan Bangsa Israel yang sedang sibuk mikirin dirinya sendiri. Mereka sibuk bangun rumahnya sampe lupa membangun rumah untuk Tuhan. Yang lucu dari cerita diatas adalah jika seseorang tidak mau memberi maka akan selalu ada alasan untuk tidak melakukannya. Bangsa Israel katakan dengan penalaran mereka sendiri bahwa sekarang belum waktu yang tepat untuk membangun Bait Allah. Mereka menurunkan Firman Tuhan sesuai pengalaman mereka. Jangan pernah turunkan Firman Tuhan sesuai level pengalamanmu, periksa diri anda terlebih dahulu, itu sebabnya Tuhan katakan ‘Perhatikanlah keadaanmu’

Ayat diatas juga katakan “Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang”

Kita dipanggil untuk menjadi seorang yang murah hati namun kita juga dipanggil untuk menjadi seorang manager/ steward atau pengelola yang baik. Murah hati namun disaat yang bersamaan kita juga harus mampu mengelola apa yang kita punya dengan baik.

Luk 16: 10-12 Orang yang bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar. Tetapi orang yang tidak bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, tidak bisa dipercayai juga dalam hal-hal besar.

Kita akan selalu kehilangan apa yang tidak mau dikelola.

(ayat 11) Jadi, kalau mengenai kekayaan dunia ini kalian sudah tidak dapat dipercayai, siapa mau mempercayakan kepadamu kekayaan rohani?

Apa yang tidak kelihatan akan diberikan jika kita mampu mengelola apa yang kelihatan (apa yang Tuhan berikan ditangan kita termasuk keuangan)

(ayat 12) Dan kalau mengenai barang yang dimiliki orang lain, kalian terbukti tidak bisa dipercayai, siapa mau memberikan kepadamu apa yang menjadi milikmu?

Trust and favor goes together. Kepercayaan dan perkenanan Tuhan berjalan bersama dan tidak bisa dipisahkan. Pada saat kita tidak lagi bisa dipercayai, maka saat itulah kita akan kehilangan perkenanan Tuhan.
Tidak usah iri atau urusi apa yang dipunyai orang lain. Bijaklah mengelola apa yang kau miliki ditanganmu.

Jadilah murah hati namun juga jangan lupa betapa pentingnya mengelola apa yang menjadi kepunyaanmu.

Tuhan memberkati...

HOPE MESSENGER

(By: Ary M wibowo – DATE Leader dan COL Fasilitator in JPCC)

Indonesia adalah negeri yang kaya namun justru banyak dilingkupi malapetaka dan hal-hal buruk yang terjadi. Terkadang mungkin kita bertanya-tanya, “mengapa Tuhan seakan membiarkan semua ini terjadi?padahal kita tahu bahwa sangat mudah bagi Tuhan untuk bisa mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan. Kenapa Tuhan membiarkan kita melihat semua ini?”

Jawabannya ada di Matius 5: 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." 

Dari ayat diatas kita tahu bahwa Tuhan ingin agar kita berbuat baik dan menjadi terang supaya nama Tuhan dipermuliakan. Nah untuk menjadi terang, kita butuh gelap. Kenapa???? Karena terang tanpa gelap tidak aka nada gunanya. Tuhan ingin agar kita yang menjadi harapan/ jawaban dan solusi dari setiap hal buruk yang terjadi.

Selama masih ada keburukan maka berarti masih ada kesempatan untuk berbuat baik, slama kekurangan slalu ada kesempatan untuk memberi. Bisnis Yesus adalah memberikan harapan, karena kita anak Tuhan maka kita mempunyai gen yang sama sebagai pemberi harapan.

Untuk itulah kita harus jadi seorang “HOPE MESSENGER”

Harapan bisa bertumbuh dalam hidup seseorang dari kemurahan hati. Intinya, kita harus memiliki karakter yang penuh dengan kemurahan hati. Generous atau kemurahan hati adalah sikap hati, sesuatu yang ada didalam diri kita sejak lahir, sehingga kita tidak perlu lagi memintanya.

Generous adalah memberi yang melibatkan sebuah pengorbanan, atau melepaskan apa yang penting ditangan dan itu menganggu kehidupan kita. Beda dengan memberi sesuatu yang tidak penting. Terkadang kita tidak mau memberi karena itu berat buat kita.

Ada 3 hal yang menghalangi kita untuk memberi:

1). Ignorance – ketidakpedulian

Luk 10: 25-37 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 
Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" 

Jika anda melihat dari ayat ini maka anda akan membaca bahwa sebenarnya Imam dan seorang Lewi melihat seorang yang terkapar ditengah jalan. Tidak ada seorang pun yang sengaja melewatkannya. Samaria itu sebenarnya adalah musuh Israel namun apa yang terjadi, dia memilih untuk pergi dan melakukan ‘sustainable generosity’ Orang Samaria ini tidak datang menolong dan pergi tetapi Ia menolong orang tersebut hingga tuntas. Apa yang dilakukan itu merupakan standarnya Tuhan.

Terkadang kita melihat, kita bukannya tidak tahu bahwa seseorang sedang membutuhkan pertolongan. Kita melihat tetapi kita tidak mau berhenti, kita memilih melihatnya hanya dari seberang jalan.

2). Egosentris

Kita menolak untuk memberi karena didalam hati kita sempit hanya ada saya, diri saya dan aku, tidak ada tempat untuk orang lain.

3). Berpikir

Generosity sekali lagi adalah sikap hati. Untuk memberi kita tidak butuh berpikir. Saat melihat orang luka tersebut, Imam dan Lewi mungkin ingin menolong tetapi mereka terlalu banyak berpikir.

Bil 18:30-32 Lagi haruslah engkau berkata kepada mereka: Apabila kamu mengkhususkan yang terbaik dari padanya, maka bagi orang Lewi haruslah hal itu dihitungkan sebagai hasil tempat pengirikan dan hasil tempat pemerasan anggur; kamu boleh memakannya di setiap tempat, kamu dan seisi rumahmu, sebab upahmulah itu, untuk membalas pekerjaanmu di Kemah Pertemuan. Dan dalam hal itu kamu tidak akan mendatangkan dosa kepada dirimu, asal kamu mengkhususkan yang terbaik dari padanya; demikianlah kamu tidak akan melanggar kekudusan persembahan-persembahan kudus orang Israel, dan kamu tidak akan mati." 

Ayat diatas dibuat jaman perjanjian lama kepada Harun sebagai pemimpin dari para Imam. Mereka mungkin mau menolong tetapi mereka tidak mau repot karena kalo mereka menajiskan diri dengan darah orang maka mereka harus mengkuduskan diri mereka kembali. Tujuan Imam dan Lewi adalah untuk melayani Tuhan namun mereka cuma memikirkan diri sendiri dan tidak mau direpotkan.

Yang harus kita ingat bahwa memberi bukanlah pengorbanan tetapi kehormatan untuk terlibat dalam rencana besar Tuhan bagi kehidupan. Memberi adalah tentang hati. Pemberian yang tidak menyentuh hatimu dan membutuhkan pengorbananmu maka itu juga tidak akan menyentuh hati Tuhan.

Luk 21:1-4 Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya." 

Nah jika anda tahu, yang diberikan janda itu nilainya ½ dari mata uang romawi yg paling rendah. Tuhan tidak pernah melihat jumlah pemberiannya namun Tuhan melihat hati yang memberikannya. Janda itu mampu memberi yang terbaik dari kekurangannya. Janda tersebut memberi apa yang dianggap penting baginya, that’s what matter to God.

Setiap saat kita selalu dihadapkan pada perumpamaan Orang Samaria diatas, masalahnya sekarang, kita mau jadi siapa? Imam dan Lewi yang memilih berjalan pergi atau seorang Samaria yang membantu hingga tuntas... Pilihan ada ditangan anda. 

Kamis, 24 November 2011

BE HAPPY

(By: PS Jussar Badudu – Youth Pastor of JPCC)

Pikirkan dalam waktu 20detik hal apa yang bisa bikin anda bahagia? Bayangkan pergi ke Italia, Ipad baru hingga pacar baru.

Jika sudah selesai, sekarang bayangkan anda memberikan barang tersebut kepada orang lain. Bagaimana rasanya?

Itu yang dimaksud dengan kemurahan hati atau generosity. Kemurahan hati tidak selalu berbicara soal uang namun tindakan memberi juga dapat berupa perhatian dan kasih sayang. Misalnya: jika anda ingin pacar, maka doakan orang lain agar dapat pacar. Jika ingin mendapat Ipad, maka anda harus terlebih dahulu memberi ipad.

Luk 10: 30-37  Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" 

Ahli taurat tanya soal hidup kekal, namun bukannya memberi jawaban. Yesus justru menceritakan perumpamaan tentang orang Samaria. Orang Samaria merupakan musuh orang Israel dikarenakan permasalahan etnis sehingga sesuatu yang paradox sekali ketika kemudian dalam cerita ini disebutkan “Good Samaritan” atau Samaria yang baik.

Kemurahan hati atau generosity lah yang berusaha Yesus ajarkan lewat cerita ini. Jarang ada yang bisa berbuat seperti orang Samaria tersebut.

Ilustrasi: Anda pasti tahu soal cerita di China yang tengah ramai diperbincangkan tersebut tentang seorang bayi di daerah kumuh yang ditabrak dan kemudian dilindas oleh sebuah truk bahkan hingga dua kali. Adegan ini terekam kamera cctv dan baru orang ke 19 yaitu seorang ibu-ibu pemulung tua yang membantunya.
Kisah yue yue tersebut sama dengan kisah orang Samaria diatas. Yue yue, balita dua tahun ini tergeletak dan tidak sadarkan diri setelah ditabrak dan dilindas namun tidak ada yang mau menolongnya. Semua hanya melewatinya dan pergi hingga akhirnya datang “good Samaritan” yaitu ibu-ibu pemulung yang segera membawa yue yue ke rumah sakit. Namun setelah hampir seminggu dirawat, yue yue akhirnya meninggal.

Kisah diatas membantu kita bercermin bahwa dijaman yang serba modern ini, semua orang sibuk dengan dirinya sendiri dan cenderung egois padahal setiap orang mempunyai compasion atau belas kasihan. Belas kasihan itu kita dapat sejak semula dari kristus.

Belas kasihan sudah ada didalam diri kita dan menjadi potensi diri kita. Namun potensi tersebut harus ditumbuhkan terlebih dulu hingga menjadi tindakan.

Belas kasihan atau kemurahan hati atau generosity itu adalah menyerahkan apa yang kita punyai kepada org lain, sama seperti teladan yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Yesus. Yesus memberikan nyawa-Nya dan darah-Nya kepada kita.

Ilustrasi : Ditengah jalan menuju ke kantornya, Jussar melihat seorang kakek yang dipapah istrinya sedang memegang dadanya, namun karena padatnya jalanan, hingga Jussar tidak bisa berhenti sekadar untuk membantu atau bertanya kepada pasangan tua tersebut. Jussar mengaku jika mengingat kejadian itu dirinya amat menyesal dan berharap bisa melakukan sebaliknya.

Setiap dari kita punya compassion atau belas kasihan kepada orang lain, namun itu saja tidak cukup. Kita harus berupaya untuk merubah belas kasihan tersebut menjadi sebuah tindakan. Kita diminta Tuhan menjadi pelayan bagi orang lain. Pelayan itu berarti mengutamakan kepentingan orang lain diatas kepentingannya sendiri dan itu sebenarnya adalah inti dari kemurahan hati.

Luk 6:38 (BIMK) Berilah kepada orang lain, supaya Allah juga memberikan kepadamu; kalian akan menerima pemberian berlimpah-limpah yang sudah ditakar padat-padat untukmu. Sebab takaran yang kalian pakai untuk orang lain akan dipakai Allah untukmu.”

Tuhan mengajarkan kita untuk memberi terlebih dahulu, ukuran yang sama akan dipakai Tuhan untuk melipatgandakan berkatmu.

Generousity isn't measured by how much you give but by how much it cost you.

Kemurahan hati tidak dinilai dari besarnya pemberianmu namun dilihat dari seberapa harga yang harus kamu bayarkan untuk bisa memberi.

God bless you 

Rabu, 23 November 2011

GENEROSITY

(By : Jose Carol – Senior Associates Pastor in JPCC)

Generosity atau kemurahan hati itu sama seperti otot yang perlu dilatih agar bisa bekerja secara sempurna. Sebelum kita mengetahui lebih jauh soal murah hati, mari kita pelajari dulu ayat-ayat berikut ini:

  • Mazmur 37: 21 Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah. 
Dalam terjemahan Message Bible : Wicked borrows and never returns; Righteous gives and gives. Generous gets it all in the end; Stingy is cut off at the pass.
Atau dalam terjemahan BIS : Orang jahat meminjam dan tidak mengembalikan, tetapi orang baik memberi dengan murah hati.

  • Amsal 19:6 Lots of people flock around a generous person; everyone's a friend to the philanthropist. Atau terjemahannya Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi. 
  • Amsal 11: 24-25 Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. 
Atau lebih dalam lagi dikatakan dalam terjemahan The Message: The world of the generous gets larger and larger; the world of the stingy gets smaller and smaller. The one who blesses others is abundantly blessed; those who help others are helped.

Dalam ayat diatas dikatakan bahwa seseorang yang murah hati akan mendapatkan segalanya pada akhirnya. Mereka akan mempunyai banyak sahabat dan memperoleh kemujuran dan kebahagiaan.

Kemurahan hati adalah sesuatu yang sangat sederhana namun terkadang banyak yang tidak dapat melakukannya karena banyak berpikir salah mengenai ‘generosity’. Kesalahpahaman inilah yang kemudian akhirnya membuat seseorang sulit untuk menjadi murah hati, itu sebabnya kita perlu terlebih dahulu meluruskan salah paham ini.


Salah paham tentang GENEROSITY:

  1. Generosity atau kemurahan hati adalah tentang memberi sesuatu
Sebenarnya “generosity deals with your being rather than your giving” Generosity bicara soal siapa kita dan apa yang ada didalam kita dan bukan berdasar pada apa yang kita lakukan atau perbuatan kita.

Karena itulah maka untuk memperbesar dampakmu, Tuhan terlebih dahulu butuh untuk memperbesar hatimu. Lihat ayat diatas, “The world of the generous gets larger and larger” artinya dunia orang yang murah hati akan menjadi besar dan besar. Namun semua bermula dari tempat paling dalam, hati kita.

3 Yoh 1: 2  Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja. 

Jiwa yang bahagia. Kelimpahan harus terlebih dahulu datang dari dalam kita baru hasilnya adalah kehidupan yang berkelimpahan.

Ilustrasi: Hidup kaya berbeda dengan hidup memiliki segala sesuatu. Hidup kaya berarti kita bersyukur atas apa yang kita miliki dan bahagia, tahu kapan berhenti serta menggunakan hidup untuk memperkaya kehidupan orang lain. Hidup memiliki segala sesuatu belum tentu meninggalkan perasaan bahagia.

Kemurahan hati datang dari kelimpahan hati kita yang mengalir ke luar. Generosity itu sikap hati dari dalam dan harus kita buktikan lewat perbuatan pada orang diluar.

Meskipun begitu, terkadang dibutuhkan memberi untuk merubah apa yang ada dalam hatimu. “Sometimes it takes giving to change your being”

Amsal 11: 25 (New Living Translation) The generous will prosper; those who refresh others will themselves be refreshed.

Ayat diatas berkata bahwa orang yang memberikan kelegaan (baca: kemurahan hati) kepada orang lain maka kepadanya juga akan diberikan kelegaan tersebut. Intinya bukan seseorang yang penuh dengan kelimpahan yang punya hati memberi, namun justru sebaliknya, Kita memberi terlebih dahulu dan kelimpahan akan diberikan pada kita.

Kenapa seperti itu? Bayangkan ini, Anda sedang belajar berenang. Anda harus belajar berenang dari kolam yang paling rendah dahulu yaitu 1 meter. Jika anda tidak berenang namun mau langsung mencoba kedalaman 2 meter, sama saja anda tidak akan bisa.

Intinya kemurahan hati tidak bergantung pada kekayaan yang anda miliki karena semua itu tergantung dari hati anda. Meski miskin, anda masih bisa memberi itu juga karena hati.

  1. Memberi selalu berkaitan dengan Materi atau Uang
Matius 6: 19-21 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. 

Orang yang paling miskin adalah orang yang didalam hatinya hanya berisi dirinya sendiri. Sedangkan orang yang kaya adalah orang yang masih bisa memberi meski hanya mempunyai sedikit.

Generosity is more about what you release in your heart, then what your hand release.

Kemurahan hati berarti melepaskan sesuatu yang kamu anggap berharga dalam hatimu daripada hanya sekadar apa yang tanganmu sanggup berikan. Karena memberi adalah soal hati. Hati terletak pada apa yang anda anggap berharga.
Memberi tidak ada urusannya dengan uang. Anda masih bisa memberikan hal lainnya jika anda tidak mempunyai uang. Anda bisa memberi pujian kepada orang lain, pengampunan bagi mereka yang bersalah pada anda, atau nasehat, penghiburan, pelayanan. Banyak yang bisa anda berikan yang tidak ada hubungannya dengan uang. Jadi jangan salah sangka jika kita bicara soal generosity selalu berkaitan dengan uang.

Lukas 12: 20-21 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." 

Perikop diatas bercerita soal orang kaya yang mengumpulkan harta pagi siang sore dan kemudian memutuskan untuk istirahat, apa yang terjadi... Malaikat maut datang memanggilnya. Orang kaya itu hanya sibuk mengumpulkan harta untuk dirinya tanpa punya keinginan untuk bermurah hati. Ayat diatas jelas mengingatkan bahwa yang Tuhan mau adalah hati kita, itu yang Dia lihat. Kemurahan hati dan keinginan untuk memberi seharusnya selalu ada dalam hati (baca: jiwa) kita. Itu yang Tuhan inginkan.

Matius 13: 44-46 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." 

Harta berbicara tentang segala sesuatu yang kita anggap berharga. Jika anda ingin hidup ada dan kapasitas anda diperbesar maka letakkan apa yang anda anggap berharga tersebut diluar dari hati anda.

Untuk mempelajari terkait hal diatas, mari kita lihat dua kisah ini:

Yang pertama, Abraham. Apa yang paling berharga bagi orang kaya seperti Abraham? Hartanya? Pasti bukan. Ishak atau putra satu-satunya lah harta Abraham yang paling berharga. Tapi ketika Tuhan memintanya, Abraham dengan rela serahkan anaknya.

Yang kedua, masih ingatkah anda mengenai seorang muda yang mendatangi Yesus bertanya mengenai hidup yang kekal? Yesus memintanya untuk menjual seluruh hartanya dan pergi mengikut Dia. Yang terjadi, anak muda ini pulang dengan sedih, dikatakan karena hartanya banyak.

Dari dua cerita diatas, anda pasti tahu apa yang Tuhan inginkan. Memberi adalah melepaskan apa yang kalian anggap berharga. Memberi tidak pernah berkaitan dengan jumlah dan besaran tapi dia selalu berkaitan dengan keberadaanmu sebagai murid Yesus dan soal hatimu.

Jika memberi soal hati dan hati adalah tempat dimana hartamu berada maka ketika kita memberi kepada seseorang, hati kita akan ikut kepada orang itu, artinya hati kita akan semakin luas dan luas lagi.

2 Kor 9: 10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; 

Perhatikan ayat diatas baik-baik, Tuhan akan melipatgandakan BENIH bukan POHON. Artinya apa yang kalian tabur, benih itulah yang akan tumbuh dan itulah yang akan dilipat gandakan oleh Tuhan. Seberapapun benih yang kalian tabur, itulah yang akan dilipatgandakan.

Jangan pernah merasa anda tidak bisa memberikan sesuatu karena kondisi anda, kondisi keuangan dan segalanya. Sikap memberi dimulai dari hati. Ijinkan hatimu dipakai Tuhan dan biarkan Dia gandakan benih yang kau punya.

Ketahuilah, Tuhan bisa melakukan hal yang BESAR bagi anda yang hanya mempunyai sedikit namun terkadang Dia hanya bisa lakukan hal yang KECIL bagi mereka yang mempunyai banyak.

Intinya adalah hati anda. Kelimpahan datang dari hati yang mencintai Tuhan. Mari bersikap generous dalam hidup.
Tuhan memberkati.