Minggu, 02 Maret 2014

THE "U" Factor by Ps Jeffrey Rachmat

Kita semua adalah produk dari sbuah hubungan. Kita diciptakan untuk hidup bersama dan tidak sendiri.

Mazmur 1 : 1-3 "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil"

Dikatakan semua yang kita lakukan berhasil namun untuk bisa mendapatkannya, kita butuh melakukan ayat sebelumnya. Kita musti memilih dengan siapa kita bergaul.

"Your resources is in your relationship" (Paul Scanlon)

smakin dekat seseorang dengan hati kita, maka smakin besar pengaruhnya dalam kehidupan kita. Kemampuan kita untuk bisa mengatur jarak dalam sebuah hubungan menentukan masa depan kita.

1 kor 3: 3-9 "Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah"

Keputusan yang kita ambil ditentukan oleh apa yang kita percayai. Sementara apa yang kita percayai ditentukan oleh 2 tipe orang ini yaitu penanam - penyiram.
Penanam butuh benih, dia sibuk menanamkan pikiran/ pemahaman tentang sesuatu. Sementara Penyiram tidak membutuhkan benih cuma butuh air, dia yang mengiyakan pemikiran itu, yang membakar semangat kita.

Sekaran pikirkan ini, Siapa yg menanam benih dalam hidup anda? punyakah anda orang2 yang menyiram dan membakar semangat anda? Baik penanam maupun penyiram semuanya penting krn Tuhan tdk bisa menumbuhkan dengan bekerja sndiri.

ilustrasi: Ada orang yang setiap minggu ke gereja namun tidak berubah hidupnya, harus diperiksa kenapa itu terjadi, padahal kalo digereja kan ditanam nilai2 yang baik, coba di cek dengan siapa dia bergaul. Karena penanam tanpa penyiram tidak akan berguna.

Matius 13: 24-30 bercerita soal petani yang menabur benih di ladangnya, namun saat malam hari ada orang jahat yang juga menabur benih lalang ditempat itu. 

Bergaul sama orang yang percaya saja. tidak cukup karena untuk tumbuh butuh benih (nilai) yg sama - makanya disarankan untuk bergabung dalam date.

1 kor 3:11-15 "Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api"

Kita semua punya dasar yg sama yaitu Yesus Kristus, tetapi proses membangunnya tergantung pilihan kita
ilustrasi : Meski telah ada pondasi, namun untuk membangun rumah, pilihan bahannya ada di tangan kita.

markus 12:28-34 "Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan" Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

What is the most important commandment? Kasihilah Tuhan, kasihilah dirimu sendiri dan sesamamu.
Sulit untuk mengasihi sesama kita kalo kita tidak mengasihi diri kita sendiri.

Cinta - kebanyakan bilang i love you tapi sebenarnya I lust you cuma nafsu belaka.

"LOVE CENTER IN THE WILL NOT FEELING"

perasaan bisa mengecoh kita. Tapi Cinta itu pilihan! Cinta itu keputusan! Pada saat kita memutuskan untuk mencintai, maka perasaan akan muncul, sama halnya saat kita memutuskan tidak mencintai lagi.

Ketika Tuhan bilang Kasihilah - itu berarti Kasih/ Cinta bisa diperintahkan karena berpusat pada kemauan kita. 

Mat 5:43-44 "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu"

Kalo cinta berpusat dari perasaan kita maka tidak mungkin kita mampu mencintai musuh kita. 

Keputusan untuk mencintai muncul ketika kita mulai mengetahui nilai orang tersebut. Sama halnya kita akan mudah benci kalo ga kenal siapa dia atau bahkan sudah tau seperti apa sepak terjangnya.

Dalam sebuah hubungan, yang menentukan kualitas hubungan tersebut adalah kita sendiri. You are the factor!!!

smua relationship yg kita punya memiliki persamaan yaitu kita (saya) ada didalamnya. Jadi kalo kita membuat benar diri kita/ mengupgrade diri kita, maka secara tidak langsung hubungan yang kita punya juga akan berubah.

Ams 4:23 "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan"

"the bigger your heart the bigger your world"

But how we love others?
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mencintai diri sendiri. Bagaimana kamu melihat dirimu sendiri menentukan hubunganmu dengan orang lain.

Jika kita tidak bisa menilai diri kita berharga, bagaimana mungkin orang lain akan melihat kita berharga?

Mencintai diri sendiri bukan berarti egois. Kalo egois kau tidak memikirkan org lain, tapi mencintai diri sendiri bikin kita bisa mencintai orang lain lebih lagi.

Untuk bisa mencintai diri kita sendiri, kita harus mencintai Tuhan terlebih dahulu. 

kita semua selalu merasa insecure, namun coba lihat kenapa Tuhan mau mati untuk kita, karena berarti Dia lihat sesuatu yang unik dan hebat dalam diri kita.

Sangat sulit untuk bisa mencintai dirimu sndiri kalo kita ga mengenal siapa Tuhan.
ilustrasi : potongan lego untuk disusun tapi ga ada gambar harus disusun seperti apa

Hubungan dengan Tuhan itu berlaku 2 arah kalo kita mau Tuhan mendengar permohonan kita, maka kita juga perlu mendengar suara Tuhan. Saat kita semakin kenal Tuhan, kita juga menjadi kenal siapa kita. 

You are the most important factor in every relationship. To be able to love others, you need to love yourself.. To love yourself, you need to get to know God and His words.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar