Senin, 17 Oktober 2011

BERKETETAPAN UNTUK MENGHORMATI

(By : Ps Jeffrey Rachmat – Senior Pastor in JPCC)

Mark 6: 1-6 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar. 

Hormat adalah respek yang harus ditunjukkan.

“What is lost when honor is gone?” Apa yang tersisa jika hormat hilang?

Terkadang kita malah dianggap keren jika kita tidak menghormati. Tidak menghormati orang lain berubah menjadi kebiasaan. Seringkali kita terlambat dalam memberikan hormat, biasanya kita menghormati justru ketika orang itu sudah meninggal.

Anda tidak akan mendapatkan hormat atas apa yang anda terima namun justru atas apa yang anda berikan.

Orang-orang di Nazareth kehilangan kesempatan merasakan mukjizat Yesus hanya karena mereka tidak menghormati Yesus.

Yohanes 5: 23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. 

Hormat mendahului berkat. Jika kita ingin mendapatkan yang terbaik dari seseorang maka kita harus menghormati orang tersebut terlebih dahulu.

Hormat dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti menjunjung tinggi. Dalam bahasa Ibrani, Hormat berarti Kabad = to be heavy, to be weighty (menjadi berat, menjadi lebih berbobot)

Orang Nazareth kehilangan yang terbaik yang bisa mereka dapatkan karena mereka biasa mengenal Yesus sehingga tidak lagi menghormatinya. Terkadang kita juga sama seperti mereka. Kita terbiasa merasakan kebaikan Tuhan sampai terkadang kehilangan rasa kagum dan hormat kepada Tuhan.

Karena tidak bisa menghormati maka Yesus pergi meninggalkan mereka. Jangan kaget jika semua orang pergi meninggalkan anda karena anda tidak dapat memberikan hormat atau gaji yang layak kepada mereka.

1 Tim 5: 17 Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. 

Menjadi pendeta dan berkhotbah itu susah, namun lebih susah menjadi guru sekolah minggu yang juga mengajar dan berkhotbah didepan anak kecil. Terkadang kita memberikan penghormatan kepada pendeta atau gembala kita namun lupa menghormati bahkan berterimakasih kepada guru sekolah minggu yang telah mengajar anak-anak kita.

Kita menghormati bukan karena apa yang orang lain perbuat kepada anda namun anda menghormati orang lain karena itu adalah perintah Tuhan. Semua perintah Tuhan dibuat untuk kebaikan Tuhan. Hormati orang lain maka anda akan berada di pihak Tuhan.

Honor atau hormat dalam bahasa Yunani yaitu Timald yang berarti sesuatu yang berharga yang harus dihargai tinggi. Salah satu ayat alkitab yang menggunakan kata tersebut adalah 1 Petrus 3: 7

1 Petrus 3 : 7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. 

Jika anda tidak ingin doamu terhalang maka anda harus memperlakukan istri anda dengan hormat. Kata lemah diatas menggunakan kata asthenes yang dalam bahasa Yunani berarti mudah pecah namun bernilai tinggi.

Menerima hormat jauh lebih mudah daripada memberikan hormat. Diperlukan kerendahan hati untuk menghormat atau lebih tepatnya menjunjung tinggi termasuk juga orang yang tidak pantas kita hormati.

Amsal 15: 33 Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan. 

Anda mungkin akan katakan bahwa itu sulit untuk dilakukan, menghormati orang yang tidak pantas dihormati. Namun ada satu rahasia yang harus kalian ketahui, Semua perintah Tuhan itu sulit karena sejak jatuh dalam dosa, semua keinginan daging menjadi utama. Namun jika kita bisa melakukan perintah tersebut maka ada kebanggaan tersendiri.

Sulit untuk mengetahui rencana Tuhan jika kita mementingkan diri sendiri padahal kita didesain untuk menjawab kebutuhna orang. Kita tidak akan pernah menjadi jawaban jika kita egois.

1 Sam 18: 6-12 Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya." Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya. Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali. Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur. 

Seharusnya Saul bangga dan bahagia karena generasi dibawahnya berhasil namun karena Saul insecure maka dia berubah sikap. Saul lupa bahwa jika tidak ada Daud maka Goliath tidak bisa dikalahkan. Terkadang orang bisa melupakan apa yang sudah kita lakukan, berubah benci karena gossip atau hal lainnya.

Ayat diatas bercerita bahwa Saul mencoba membunuh Daud namun tidak berhasil. Tuhan sudah undur dari Saul meski belum sepenuhnya undur.

1 Sam 19: 10 Lalu Saul berikhtiar menancapkan Daud ke dinding dengan tombaknya, tetapi Daud mengelakkan tikaman Saul, sehingga Saul mengenai dinding dengan tombak itu. Sesudah itu Daud melarikan diri dan luputlah ia pada malam itu. 

Ayat diatas berarti jika kita gagal menghormati maka suatu hari semua orang akan meninggalkan kita.

1 Sam 24: 1-13 Daud pergi dari sana, lalu tinggal di kubu-kubu gunung di En-Gedi. 
Ketika Saul pulang sesudah memburu orang Filistin itu, diberitahukanlah kepadanya, demikian: "Ketahuilah, Daud ada di padang gurun En-Gedi." Kemudian Saul mengambil tiga ribu orang yang terpilih dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan. Ia sampai ke kandang-kandang domba di tepi jalan. Di sana ada gua dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian belakang gua itu. Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: "Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: "Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN." Dan Daud mencegah orang-orangnya dengan perkataan itu; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul. Sementara itu Saul telah bangun meninggalkan gua itu hendak melanjutkan perjalanannya. Kemudian bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya: "Tuanku raja!" Saul menoleh ke belakang, lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah Daud kepada Saul: "Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN. Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku. TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; 


Saul tidak menghargai Daud sehingga akhirnya Daud pergi dan Saul terpaksa harus turun berperang lagi. Meski Daud punya kesempatan untuk membunuh Saul namun Daud masih memandang Saul sebagai raja dan orang yang diurapi oleh Tuhan. Tampaknya hal tersebut telah menjadi ketetapan di hati Daud bahwa dia tidak akan “menjamah orang yang diurapi Tuhan”

Lihatlah ayat 13 dimana Daud meminta Tuhan menjadi hakim. Seringkali kita mau bertindak menjadi hakim dengan tidak menghormati orang lain. Tidak seperti Daud yang memilih menyerahkannya ke tangan Tuhan.
Kesempatan Daud untuk mencelakakan Saul kembali terjadi pada 1 Sam 26 : 1-25 Namun Daud lagi-lagi masih menghormati Saul.

1 Sam 26: 22 Tetapi Daud menjawab: "Inilah tombak itu, ya tuanku raja! Baiklah salah seorang dari orang-orangmu menyeberang untuk mengambilnya. 

Dari ayat ini kita bisa tahu isi hati Daud. Daud masih menganggap Saul sebagai raja.

1 Sam 26: 24 Dan sesungguhnya, seperti nyawamu pada hari ini berharga di mataku, demikianlah hendaknya nyawaku berharga di mata TUHAN, dan hendaknya Ia melepaskan aku dari segala kesusahan." 

Daud tahu tentang menghormati. Dia telah berketetapan untuk menghormati meski Saul tidak menghargai apa yang Daud lakukan. Jika anda bertanya tentang rasa sakit, Tanya pada Daud. Daud memilih tidak menggunakan perasaannya namun terus menghormati Saul. Ingatlah bahwa kita hidup bukan berdasarkan pada perasaan namun pada iman atau rencana Tuhan.

Ilustrasi : Tidak gampang menjadi pendeta, diomongin orang kanan kiri baik itu yang kita lakukan A atau B. Ps Jeff menjelaskan jika dirinya menggunakan perasaan maka dirinya tidak akan bisa survive jadi pendeta.
Terkadang kita bertanya, mengapa kita harus menghormati atasan kita, mereka tidak pantas dihormati. Tahukah anda, memberikan atasan semacam itu kepada kalian artinya Tuhan mau membentuk karakter kita sesuai apa yang Dia mau. Kita harus menghormati atasan kita seberapa buruknya dia karena itu adalah perintah Tuhan.

Namun jangan hanya orang diatas anda saja yang harus anda hormati, pun demikian dengan orang-orang yang berada dibawah anda seperti sopir dan juga pembantu. Jika anda terlebih dahulu menghormati maka anda bisa mempengaruhi orang tersebut. Ingat, menghormati mendahului pengaruh.

Lihat kembali Markus 6. Ayat diatas bercerita mengenai warga Nazareth yang tidak jadi mendapatkan berkat dan mukjizat karena mereka gagal menghormati Yesus. Jika saja mereka menghormati Yesus. Jika anda menghormati Yesus maka Mukjizat akan mulai terjadi dalam hidup anda.

Kenapa kita harus belajar menghormati orang lain? Karena susah untuk bisa menghormati orang yang tidak kelihatan (baca: Tuhan) jika anda tidak dapat menghormati orang disekitar anda yang kelihatan.

Marilah kita berketetapan hati untuk menghormati orang lain dan nantikan mukjizat turun dalam hidup kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar