Senin, 17 Oktober 2011

SINGLE SEMINAR

(BY : Lee Burns – Principal of Hillsong College Sidney Australia)

Ilustrasi 1: Renee adalah seorang yang berusia 34 tahun dan belum menikah. Renee terjebak dalam depresi karena statusnya yang belum menikah.

Ilustrasi 2: Sepasang suami istri, Terry dan istrinya yang sudah menikah selama 12 tahun. Mereka masing-masing menjalani pernikahan keduanya. Keduanya terjebak dalam kegagalan pernikahan dan menjalani konseling untuk memperbaiki pernikahan mereka.

Ilustrasi 3: Brad dan Susan yang berusia muda, belum menikah namun terjebak dalam masalah ketika tahu Susan hamil.

Dalam ketiga ilustrasi diatas mereka terjebak dalam depresi karena hidup ternyata tidak seperti apa yang mereka bayangkan sebelumnya.

Seringkali saat belum menikah, kita membangun harapan yang tinggi berdasarkan pada pendapat orang tentang hidup yang seharusnya, namun ketika kita tidak mendapatkannya maka kita akan merasa gagal dan jatuh dalam depresi.

Filipi 4 : 11-13 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Dalam ayat diatas, kita bisa melihat bagaimana Paulus mengajarkan agar dalam kehidupan kita belajar mandiri dan mengendalikan situasi yang terjadi.

Jika kita lihat dalam 3 ilustrasi diatas, anda akan bisa melihat bahwa mereka semua tidak mengendalikan situasi dalam hidup mereka. Justru merekalah yang dikendalikan oleh situasi yang terjadi dalam hidup mereka.
Kebahagiaan adalah seperti kelaparan yang tidak akan pernah membuat kita puas. Kebahagiaan seringkali kita anggap sebagai penambahan dalam hidup yang tidak akan membuat kita senang seperti mobil, tas atau pasangan.

Bayangkan ini, jika tujuan akhir kebahagiaan adalah menikah maka tidak ada pasangan didunia ini yang akan bercerai.

Seringkali kita berpikir bahwa kebahagiaan datang dari luar, namun jika kita tidak memiliki hubungan dekat dengan Yesus dan mencukupkan dengan hal itu maka tidak akan ada kebahagiaan.

Single... Anda bisa menganggapnya sebagai sebuah berkat atau kutukan, itu adalah putusan anda sendiri.

Mari kita lihat ilustrasi 1 : Renee yang mengalami depresi dalam salah satu konselingnya mengaku bahwa sebenarnya dalam status singlenya sekarang, dia cukup bahagia. Namun masalahnya datang dari orang tuanya yang memaksanya untuk segera menikah. Kedua orangtua Renee belum menjadi Kristen, mereka malah menyuruh anaknya datang ke kelab malam untuk menemukan lelaki dan menikah. Tekanan yang dihadapi Renee datang dari luar dirinya.

Maka yang harus dilakukan adalah:

1). RELEASE THE PRESSURE – melepaskan tekanan yang ada

Victor Frankl merupakan salah satu korban selamat dari tragedy Holocaust ditanya bagaimana dia bisa selamat dari kamp konsentrasi dalam kondisi sehat fisik dan mentalnya padahal banyak teman-temannya yang sakit dan sekarat. Victor menyatakan bahwa dia tidak mengijinkan orang lain atau situasi apapun yang terjadi dalam hidupnya mendikte bagaimana dia harus merasa.

Kita harus bertanggung jawab dan mengambil alih situasi yang terjadi dalam kehidupan. Lepaskan tekanan dan bertindaklah. Cobalah melihat perspektif lain dan jangan biarkan factor luar mendikte bagaimana cara anda menjalani hidup.

Anda juga harus belajar melepaskan segala ekspetasi yang berlebihan.

** Renee belajar melakukan itu dan menata hidupnya kembali. Renee kemudian menikah saat berusia 36 tahun dan menemukan lelaki tepat dan mereka berbahagia.

Kita lihat Ilustrasi 2 dimana suami istri sudah tidak sejalan lagi. Suaminya merasa sang istri berubah menjadi gemuk dan tidak mengurus dirinya sendiri (padahal sang suami sendiri tidak kalah gemuknya) Saat Lee Burns melakukan konseling, ditemukan bahwa saat mereka belum menikah, si suami bahkan rela untuk menggali kolam renang pada saat si istri meminta. Namun kebahagiaan pernikahan mereka hanya berlangsung selama 6 bulan, semenjak itu sang istri sering menerima hujatan, makian dari suaminya. Si suami menolak berubah bahkan tidak takut jika mereka akan bercerai. Justru sang istri yang ketakutan, dia bergantung pada suaminya.

Yang harus dilakukan adalah :

2). FACE YOUR FEARS – Hadapi ketakutanmu

Sebenarnya ada 3 jenis ketakutan yang dihadapi oleh semua orang baik yang masih belum menikah maupun yang sudah menikah, yaitu:
-          LONELY - Takut akan sendiri atau kesepian (“apa yang akan terjadi jika saya sendirian?)
-          REJECTION - Takut akan penolakan
-          FAILURE – Takut akan kegagalan

Kita harus memahami bahwa kesepian bukanlah sesuatu yang mengisolasi kita dari dunia ini. Kita juga harus memahami bahwa tidak pernah ada kegagalan, yang ada hanyalah feed back atau umpan balik. Ingatlah ini baik-baik, tidak ada kegagalan, karena saat kita menghadapi masalah dalam hidup dan kita tidak bisa mengatasinya maka kita belajar sesuatu supaya lain kali kita bisa berhasil melakukannya.

Pasangan dalam Ilustrasi kedua tersebut akhirnya bercerai setelah sang suami menolak berubah sementara sang istri bisa menghadapi ketakutannya. Sang istri kemudian menikah untuk kali ketiga dan kali ini hidup berbahagia dalam hidupnya.

Ilustrasi ketiga soal Brad dan Susan. Dalam konselingnya, Brad mengaku bahwa dia tidak siap menjadi ayah. Dia dibesarkan tanpa ayah yang lari meninggalkannya.

Seringkali dalam kehidupan, kita menemukan “limited belief” (kepercayaan yang terbatas) Kepercayaan terbatas inilah yang kita percayai yang menahan kita dari apa yang seharusnya bisa kita lakukan. Kepercayaan terbatas muncul ketika kita mulai mengatakan “ Aku tidak bisa melakukan itu, aku hanya......” Keterbatasan yang kemudian kita percayai ini biasanya dibentuk pada usia muda atau awal kehidupan kita.

Contohnya : saat kita kelas 6 SD kita mendapatkan nilai jelek di pelajaran matematika, kita diejek bodoh. Hal itu menjadi sesuatu yang kita percaya hingga saat kita dewasa. Saat menghadapi pelajaran matematika, biasanya kita akan ketakutan sendiri karena sudah percaya sebelumnya bahwa kita tidak bisa melakukannya.

Yang harus dilakukan :

3). TRANSFORM YOUR LIMITED BELIEF – Ubahlah pola pikir dan jangan batasi diri anda

Sekarang pertanyaannya, “Apakah yang membatasi diri anda?” dan “Siapakah yang mengatakan pada anda bahwa anda tidak bisa melakukan hal tersebut?”

Anda harus ingat bahwa jika bukan Tuhan yang mengatakan hal-hal diatas pada anda, makaitu tidak benar.
Kita harus belajar mengubah pola pikir dan saat kita bisa menyelesaikan permasalahan kepercayaan yang terbatas itu maka saat itulah kita akan berubah.

Pada kasus Brad dan Susan, mereka harus belajar bahwa menikah dan menjadi orang tua adalah sebuah proses belajar yang tidak aka nada habisnya. Brad berhasil merubah paradigmanya dari ‘Saya tidak bisa’ menjadi ‘ Saya bisa’ Kini Brad dan Susan sudah menikah selama 4 tahun dan bahagia dalam pernikahan dengan 2 anak.

Jika anda dalam posisi Renee, anda 34 tahun dan belum menikah, itu bukan sesuatu yang buruk. Cobalah tutup mata, bayangkan anda 34 tahun dan memiliki pernikahan yang buruk.

Belum menikah atau menjadi single bukanlah masalah, karena anda masih punya masa depan untuk dinantikan. Jika saat ini anda dalam depresi karena belum menikah maka anda harus belajar melihatnya dari cara Yesus melihatnya. Masalahnya adalah bagaimana cara kita memandang segala sesuatunya, perspektif kita terhadap segala sesuatunya.

  • Kita mengambil alih tanggung jawab penuh dalam kehidupan kita
  • Menanyakan pertanyaan yang berkualitas yang akan bertujuan mengubah hidup anda
  • Setelah konseling, Renee kemudian mulai mempertanyakan pertanyaan berkualitas tersebut “Apa yang harus saya lakukan untuk mengambil tanggung jawab penuh dalam hidup saya?” “Bagaimana saya harus mencari pria yang sesuai dengan yang Tuhan mau”

IN COURSE (DALAM TUJUAN)

IN AFFECTIVE (TIDAK EFEKTIF)
  • Berkaitan bagaimana kita seringkali menyalahkan sesuatu atau seseorang
  • Dalam kehidupan, seringkali kita menanyakan pertanyaan berkualitas rendah seperti apa yang mungkin Renee tanyakan berikut ini : “Mengapa saya 34 tahun dan tidak menikah”
  • Renee tidak sedang mencari jawaban namun justru dia mencari siapa yang bisa disalahkan. Renee tidak sedang bertanggung jawab atas hidupnya, dia bertindak karena dipengaruhi depresi.
  • Kecuali anda siap mendapatkan jawabannya maka pertanyaan yang akan anda tanyakan tidak berguna
  • Ketika anda menyalahkan orang lain dan menolak bertanggung jawab dalam hidup maka hidup anda akan menjadi jauh lebih buruk.
  • Jika anda tetap menjalani ketidak efektifan kehidupan anda dan menyelesaikannya dengan menikah dan tetap menyalahkan orang lain maka anda tinggal menunggu pernikahan anda hancur.

“Live the life you want” pertanyaan yang kita ajukan sebenarnya menentukan kualitas kehidupan kita.

PERTANYAAN SEPERTI APA YANG HARUS KITA AJUKAN :
·         Apa yang bisa saya pelajari dari situasi kehidupan saya sekarang ini? Bagaimana jika saya bisa melakukannya secara berbeda?

Kegagalan tidak pernah menjadi pilihan. Pertanyaan diatas akan membantu kita mengambil keputusan dalam hidup dan bertanggung jawab mengendalikannya.

Ketika kita menyalahkan sesuatu maka hal itu akan mengambil alih kehidupan kita dan mengendalikan hidup kita. Berhentilah menyalahkan orang lain dan keadaan.

Apakah anda belum menikah/ single dan menikah, semuanya tergantung pada keputusan anda, anda yang pegang kendali.

3 pertanyaan penting yang akan membantu anda menentukan perubahan hidup :

1). Who I need to be? – Saya harus jadi apa?
2). Who I need to be to do what I need to do? – Saya harus jadi apa untuk melakukan apa yang harus aku lakukan?
3). Who I need to be to have what I need to have? – Saya harus jadi apa untuk mempunyai apa yang aku punya.

Be + Do + Have atau Jadi apa + Melakukan apa + Mempunyai apa

Ingat baik-baik!!!! Pertanyaan diatas ini tidak melibatkan orang lain hanya MEMBUTUHKAN ANDA!!!!!

Siapa kita yang akan menentukan apa yang bisa kita lakukan. Siapa kita yang akan menentukan apa yang bisa kita dapatkan dan kita punyai.

Pertanyaan penting apa yang kini tengah anda tanyakan pada diri anda sekarang?????

Jika anda terus menerus mempertanyakan pertanyaan berkualitas dan berhenti menyalahkan orang lain atau keadaan, belajar melihat segala sesuatu terjadi dalam hidup anda dengan perspektif yang baru, maka anda akan menemukan hidup anda berubah.

Tuhan memberkati. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar