Minggu, 29 Januari 2012

HOW TO TRAIN A KING

(By: Kenny Goh – DATE Leader in JPCC)

2 Kor 8:9 Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. 

Ayat ini mengajarkan agar kira tidak minta dilayani dengan mental hamba tetapi mental raja yang berhati hamba. Yesus turun ke dunia ini agar kita kaya. Dia turun ke dunia ini tidak hanya sekadar untuk bisa sama dengan kita namun karena Dia ingin membawa kita naik lebih tinggi.

1 Pet 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 

Dalam terjemahan NKJV dikatakan But you are a chosen generation, a royal priesthood, a holy nation, His own special people, that you may proclaim the praises of Him who called you out of darkness into His marvelous light;

Terjemahan diatas katakan bahwa kita adalah Imam dan Raja “royal priest” Kita adalah Imam yang menghubungkan umat dengan Tuhannya namun kita juga adalah raja yang memimpin.

Kita tahu rasanya jadi pelayan, mungkin dalam kehidupan pekerjaan dimana kita memiliki bos, namun tidak banyak yang tahu rasanya menjadi raja. Hari ini kita akan berlatih bagaimana caranya menjadi raja.

Pengkhotbah 8:4 Karena titah raja berkuasa; siapakah yang akan mengatakan kepadanya: "Apakah yang baginda buat?" 

Atau dalam terjemahan NKJV Where the word of a king is, there is power;
And who may say to him, “What are you doing?”

Dalam setiap perkataan Raja ada kuasa. Siapa yang bisa menantang perkataan seorang raja. Phil Pringle katakan bahwa tujuan utama kata-kata digunakan pertama kali bukan untuk berkomunikasi melainkan untuk penciptaan seperti yang tertera pada Kejadian 1. Itu dikarenakan setiap perkataan punya kuasa.

Markus 11:23 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. 

Atau dalam terjemahan bahasa inggrisnya “For assuredly, I say to you, whoever says to this mountain, ‘Be removed and be cast into the sea,’ and does not doubt in his heart, but believes that those things he says will be done, he will have whatever he says.

Dimana ada perkataan seorang raja disitu ada kuasa. Kita adalah raja, karena itulah dalam setiap perkataan kita ada kuasanya.

Roma 10:8-9 Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. 

Seringkali kita tidak sadar bahwa perkataan kita berkuasa. Kita mengucapkan bukan apa yang ingin kita lihat namun justru apa yang kita lihat sekarang.

Keselamatan memiliki prinsip yang sama, kita percaya, kita katakan dan kita selamat. Bukan hanya sekadar selamat dari neraka namun diselamatkan dan dirubah menjadi ciptaan yang baru.

1 Pet 3: 10  "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. 

Atau dalam terjemahan BIS Di dalam Alkitab tertulis begini, ''Orang yang mau menikmati hidup dan mau mengalami hari-hari yang baik, harus menjaga mulutnya supaya tidak membicarakan hal-hal yang jahat dan tidak mengucapkan hal-hal yang dusta”

Dikatakan supaya semua orang yang mencintai hidup dan ingin menikmatinya maka dia harus menjaga mulutnya supaya tidak membicarakan hal yang jahat dan dusta. Kita seringkali lupa dan harus saling mengingatkan satu sama lain, jika kita punya hati untuk melayani orang lain maka kata-kata kita pun berkuasa. Kita bisa membantu untuk mengangkat orang lain, menyemangatinya dan memberinya harapan.

Mazmur 1:1-3 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. 

Firman Tuhan katakan apa saja yang dibuat mereka akan berhasil. Syaratnya cuma satu merenungkan Taurat Tuhan.

Mazmur 19:8 Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. 

Jika anda melihat dari mazmur 19 ini, Taurat Tuhan bukan berbicara hanya tentang 10 Titah Tuhan namun berbicara tentang keseluruhan isi dari Firman Tuhan.

Yosua 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. 

Ayat ini adalah peneguhan kepada Yosua setelah Musa meninggal. Tuhan memintanya untuk tidak lupa memperkatakan Firman Tuhan. Jika Yosua melakukan itu maka apapun yang diperbuatnya akan berhasil. Perintah tersebut tidak hanya berlaku untuk Yosua namun untuk kita semua.

Roma 5:17 sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. 

Kata ‘renungkan’ di Yosua 1 dan Mazmur 1 dari kata “hagah’ atau BERGUMAM yang berasal dari kata hei(=grace/ kasih karunia) gimel(=unta, alat transportasi) dan hei(=grace/ kasih karunia) artinya dari kasih karunia satu ke kasih karunia yang lain.

Abram ditambahkan hei (kasih karunia) dalam namanya yang kemudian berubah jadi Abraham yang artinya bapa segala bangsa. Sarai juga diberikan hei (kasih karunia) dan namanya berubah menjadi Sarah yang artinya ibu bangsa-bangsa.

Kita diciptakan untuk berkuasa. Kita berkuasa seperti raja namun memiliki hati sebagai hamba. Kuasa itu ada di mulut kita. Cara terbaik berlatih menjadi raja adalah lewat perkataan kita. Perkataan kita yang menggumamkan Firman Tuhan.

Tes sederhana yang bisa anda lakukan, Cobalah baca, renungkan dan kemudian gumamkanlah Mazmur 23 selama seminggu, dan lihatlah apa yang terjadi.

Mazmur 23 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. 

Kita akan memakai ilustrasi sederhana : Bayangkan ketika anda bangun pagi, telat namun meskipun anda tergesa-gesa anda menggumamkan Mazmur 23 yang akan membuat anda tenang, demikian juga ketika anda terjebak kemacetan ataupun harus mentraktir teman anda sekantor namun kartu kredit anda diblokir. Anda menggumamkan Mazmur dan tidak memperkatakan perkataan sia-sia. Bandingkan dalam situasi yang sama, anda bangun tergesa-gesa dan mengumpat ‘sial, mati gue” pun ketika macet atau kredit card anda diblokir. Yang ada hanya kata-kata mengutuki diri sendiri. Ingat, perkataan kita punya kuasa.

Mana situasi yang ingin anda jalani dalam hidup?

Cara berlatih yang tepat menjadi raja adalah perkataan kita. Mulailah katakan hal besar dan baik terjadi dalam kehidupanmu dan perkatakan, gumamkanlah Firman Tuhan setiap hari. Tahun 2012 menyimpan keajaibannya untukmu.

“Remember, The power that we have is for service not status”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar