Sabtu, 07 Januari 2012

YOUR BEST SERVE


(By : Kenny Goh – DATE Leader in JPCC)

Markus 9: 35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." 

Pastor Jeffrey Rachmat pernah berkhotbah bahwa “the way up is down” Cara terbaik untuk menuju ke atas atau menjadi yang terpenting/terbaik adalah dengan bersedia menjadi yang paling bawah/ pelayan.

Ada 2 tipe orang yang melayani:
  1. Mereka yang memiliki motivasi salah atau biasanya mereka yang membutuhkan pengakuan ketika melayani.
  1. Mereka melayani karena mereka ingin melayani

Namun ada sejumlah pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri kita pribadi sebelum kita mulai melayani.

Yoh 13: 3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. 

  1. Kuasa/ Kekuatan (Strength)
Sebelum kita mulai melayani, kita harus mengetahui terlebih dahulu area kekuatan yang sebelumnya telah diberikan Tuhan kepada kita. Dengan mengetahui ini, akan membantu kita menentukan area pelayanan apa yang akan kita masuki.

Kekuatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita itu bukan dimaksudkan untuk disimpan sendiri namun untuk digunakan, dunia perlu tahu tentang bakat, talenta dan kepintaran kalian. Dengan pengetahuan ini, pelayanan kita akan lebih kuat.

  1. Identitas pribadi
Dari ayat diatas,  Yesus tahu dirinya datang dari Allah Bapa. Yesus adalah seorang yang aman karena Dia tahu identitas pribadinya sebagai anak Allah.  

Setiap orang diciptakan unik dan berbeda satu dengan yang lainnya meski kita semua memiliki kekuatan atau kuasa yang sama yang datangnya dari Tuhan.

2 Kor 5: 17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 

Kita sudah ditebus, harganya sudah lunas dibayar. Kita diangkat menjadi anak Allah. Itu identitas kita sekarang.

Kita diciptakan sebagai ciptaan baru. Artinya setelah Yesus mati di kayu salib, kita hidup sebagai manusia baru. Bagi Tuhan masa lalu kita, bagian dimana kita berdosa sudah dianggap hilang. Kita sekarang adalah ciptaan yang benar-benar berbeda. Namun apakah kita tahu identitas kita didalam Tuhan?

  1. Tujuan (Destination)
Yesus mengetahui dengan pasti tujuan hidupnya akan kemana, tahukah anda kemana tujuan hidup anda?

Ambil contoh sebuah handphone, Ketika kita tidak mengerti tujuan handphone  tersebut diciptakan maka seringkali kita menyalahgunakan barang tersebut. Sama hal nya dengan kehidupan kita, jika kita tidak mengetahui jelas alasan mengenai kita diciptakan maka kita akan cenderung salah arah dan menyia-nyiakan hidup.

Ketiga pertanyaan diatas itulah yang menentukan seberapa aman diri anda. Dari pertanyaan semacam itulah anda akan menemukan alasan untuk tidak lagi mementingkan ego pribadi dan popularitas yang mungkin akan anda dapatkan. Itu adalah ciri khas utama orang yang melayani.

Yoh 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 

Kita semua dibungkus identitas sebagai anak Allah untuk bisa melayani. Kita semua diberikan kuasa yang sama untuk melayani. Namun ketika kita tidak mampu menjawab ketiga pertanyaan diatas maka mungkin sekali kita bukan melayani dari kelimpahan seperti yang Yesus inginkan tetapi justru dari kekurangan.

Yoh 13: 1-9  Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 

 Lihatlah di ayat ke 6 : Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" 

Yesus tidak sesuai dengan pandangan Petrus. Menurut Petrus, Yesus adalah seorang raja, Mesias yang datang untuk membebaskan mereka namun kok dia justru mau membasuh kaki muridnya. Bangsa ini termasuk Petrus, dibesarkan dengan kekerasan sehingga mereka menginginkan raja yang bisa membebaskan mereka dan bertindak layaknya ksatria gagah berani.

Mat 17: 1-7 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.  Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. 
Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." 
Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: "Berdirilah, jangan takut!" 

Dalam Matius 17, ada sebuah cerita saat murid Yesus melihat Yesus sedang berdoa. Tiba-tiba mereka meliha Yesus bersinar terang dan kemudian muncul Musa dan Elia.

Jika ditelisik lebih lanjut, Kehadiran Musa mewakili hukum Taurat sementara Elia mewakili para nabi. Kedua hal inilah yang dipegang erat oleh bangsa Israel.

Petrus kemudian datang dan menawarkan untuk membangun kemah namun tiba-tiba terdengar suara dari langit. Tuhan sendiri yang turun tangan dengan suara itu, mengapa? Karena Petrus menyamakan posisi Yesus dengan Elia dan Musa. Namun lihat apa yang Yesus lakukan, Dia kemudian datang dan menyentuh kita bahkan mengatakan agar kita tidak perlu takut.

Bayangkan, Yesus dengan segala yang dipunyai itu justru memilih untuk datang pada kita, Dia memilih untuk melayani dan membasuh kaki Petrus.

Kuasa diberikan adalah bertujuan untuk melayani. Siapapun pemegang kuasanya, dia tidak akan puas sampai kuasa tersebut dipakai untuk kepentingan orang lain.

Efesus 1: 15-16 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku,

Ibrani 12: 2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Yesus bersukacita dalam rencana penyelamatan kita, Dia tidak puas kalo tidak melakukan itu karena kuasa-Nya memang dikhususkan untuk itu. Jika anda sudah melayani namun masih merasa hidup anda hampa itu berarti anda belum merasakan ‘pleasure in serving’ Jika ada sukacita, maka akan bahagia sekali melihat apa yang kita lakukan berguna bagi orang lain.

Yoh 13: 14-15 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. 

Dari ayat diatas, Yesus tidak meminta kita untuk membayar kembali (pay back) pada-Nya namun Yesus meminta kita untuk melayani orang lain (pay it forward) Kita harus memahami bahwa melayani bukan berarti membayar kembali Yesus karena kita tidak mungkin bisa karena harganya mahal sekali karena setara dengan darah Yesus.

Yoh 13: 4-5  Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. 

Yesus mengenakan ikat pinggang dari kain lenan. Ikat pinggang berarti kebenaran. Yesus datang membasuh kita dengan kebenaran. Yesus membasuh kaki kita (berarti perjalanan hidup) dengan air yang berarti firman Tuhan. Tuhan membersihkan seluruh perjalanan hidup kita dengan firman-Nya dan kebenaran.

Ikat pinggang dalam bahasa aslinya berarti gidle yang berarti berpakaian seperti hamba. Yesus melayani kita sebagai hamba/pelayan.
Wahyu 1: 13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. 

Saat akhir ikat pinggang dari kain lenan itu akan berubah bukan lagi dari kain namun dari emas. Artinya bahwa selama-lamanya Yesus akan selalu diingat sebagai hamba, meski kedudukannya adalah seorang raja.

Dari perikop Yoh 13, kita belajar bahwa kita tidak akan bisa melayani sebelum terlebih dulu mengijinkan Tuhan melayani kita dan membasuh kaki kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar