Rabu, 14 September 2011

ALL ABOUT LEADERSHIP

(Written by Ps Brian C. Houston - He is Senior Pastor in Hillsong Church Australia)

Don’t let what God call you to do distract you from what God call you to do

Yohanes 12: 23-27 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. 

Ayat 26 menegaskan dimana seharusnya posisi kita berada bersama Tuhan yaitu bahwa dimana Tuhan berada maka disitulah juga orang yang mengasihi Tuhan berada. Sementara ayat ke 27 berbicara tentang salib karena untuk itulah tujuannya (Yohanes 18)

Tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk melayani Tuhan dan sesama kita manusia. Sama seperti kita, kehadiran Yesus di dunia juga punya tujuan. Yesus tahu tujuan hidupnya adalah datang untuk menyelamatkan manusia tetapi tantangan terbesar juga datang dari manusia.

Yoh 12 berbicara tentang berbagai macam tipe manusia seperti Maria, Marta, Lazarus, ada pula Yudas, orang Yahudi (yang datang untuk bersenang-senang dan melihat kespektakuleran kebangkitan Lazarus) ada pula bermacam karakter dari murid Yesus.

Yoh 12 juga berbicara mengenai kedekatan..Tidak semua orang yang dekat dengan Yesus memahami tujuan-Nya datang ke dunia. Berarti bahkan orang terdekat kita pun tidak bisa memahami panggilan atau rencana Tuhan kepada kita, atau bahkan ketika kita berada di tempat yang Tuhan inginkan. Itulah pentingnya mengerti bahwa terkadang untuk menjalani rencana Tuhan kita harus mau bayar harga.

Hal yang paling penting diperhatikan tuk menjalani rencama Tuhan :

  1. Don’t let people smallness distract you from what God call you to do (jangan biarkan kepicikan manusia mengalihkan perhatianmu dari rencana Tuhan)
Tidak berarti kita sebagai pelayan atau pekerja gereja lebih baik dari orang lain. Kadangkala disaat kita melayani, Tuhan memperbesar dunia kita dan tidak semua orang bisa memahami hal tersebut.
Lukas 10 : 18-41 bercerita tentang Marta yang meminta Tuhan menyuruh Maria membantunya mempersiapkan makanan. Marta adalah orang yang paling dekat dengan Maria namun dia tidak memahami mengenai panggilan Tuhan kepada Maria. Marta berpikir bahwa cara melayani adalah dengan mempersiapkan makanan.
Jangan pernah mundur dari apa yang Tuhan suruh kita lakukan hanya karena terlalu memikirkan perkataan orang lain.

Lukas 14: 26  "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 

Ayat diatas tidak secara harafiah berarti kita harus membenci semua orang terdekat kita untuk bisa mengasihi Tuhan namun berarti ada perbedaa antara perhatian kita untuk orang-orang terdekat dengan perhatian kita kepada Tuhan. Dan hal tersebut yang berarti bahwa ada keseimbangan namun tetap Tuhan yang harus diutamakan.

  1. Don’t let disappointment distract you from what God call you to do (Jangan teralihkan oleh kekecewaan)
Yoh 12 : 4-6 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

Yudas tidak bisa melihat Maria menyia-nyiakan minyak berharga mahal bukan karena dia peduli pada orang lain. Akar permasalahan tersebut ada didalam diri Yudas sendiri (apa yang terjadi dalam hati Yudas). Ketika kita gagal untuk mengenyahkan kekecewaan kita maka kekecewaan tersebut akan merusak apa yang baik yang ada padamu.
Sebagai pelayan Tuhan maupun pemimpin gereja, kita harus belajar menghadapi kekecewaan. Tidak peduli apapun yang terjadi, jangan pernah menumbuhkan roh yang terluka. Bukan berarti ketika kita melakukannya tidak ada sakit, tidak ada perjuangan, namun diperlukan proses untuk mengampuni dan melupakan.

No mature Christian has seasoned within the world has any defendable excuse for living their life offended (Dewasa secara Kristen berarti tidak memiliki alasan untuk membiarkan hidup mereka kecewa)

Lukas 17:1 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.
Yesus sendiri yang menyatakan bahwa kekecewaan pasti akan datang dalam kehidupan. Tetapi ada perbedaan besar antara kekecewaan yang datang dan membiarkan hidup kita penuh kekecewaan. Anda tidak bisa menjadi besar atau lebih besar (bicara soal kapasitas diri) ketika kita hidup dalam kepahitan, padahal Leadership atau kepemimpinan adalah tentang memperbesar kapasitas diri.

  1. Don’t let opposition distract you from what God call you to do (Jangan teralihkan dengan lawan kita)
Yohanes 12: 10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, Hal tersebut bercerita tentang para imam kepala yang ingin membunuh Lazarus. Orang yang bersebrangan dengan kita akan selalu mewarnai hidup kita, namun ada banyak hal yang bisa kita lakukan ketika bertemu dengan lawan kita. Kita harus belajar dari mereka, dan lakukan perubahan yang dibutuhkan untuk membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Setelah itu lupakan mereka dan berlalu.

Mazmur 41: 11-12 Tetapi Engkau, ya TUHAN, kasihanilah aku dan tegakkanlah aku, maka aku hendak mengadakan pembalasan terhadap mereka. Dengan demikian aku tahu, bahwa Engkau berkenan kepadaku, apabila musuhku tidak bersorak-sorai karena aku.

Hal terbaik dalam menghadapi lawan atau kritikan yang ditujukan pada kita adalah jangan berhenti berjuang untuk tetap menjalani rencana Tuhan dan berjalan bersama-Nya, tetaplah berdiri tegak.
Ingatlah bahwa melayani bukanlah tentang kita melainkan tentang apa yang terjadi dalam hati dan kehidupan orang tersebut. Kebenarannya adalah tidak semua orang akan suka ketika kita sedang melakukan apa yang Tuhan mau. Terkadang lawan kita menghancurkan kita dengan sesuatu yang tidak masuk akal (misalnya gossip) namun jangan takut. Jika mereka menyerang kita dengan sesuatu yang benar maka dengarkanlah mereka. Ini bukan tentang menyerah kalah, ini tentang menjalani kehidupan dan rencana Tuhan.

Sebagai pemimpin atau pelayan Tuhan, kita harus mengoreksi diri kalo tujuan utamanya bukan melayani manusia dan melayani Tuhan maka kita sudah tersesat karena its not about you, its not about 
your talent or your life its about God and people.

LEADERSHIP IS ABOUT TAKING RISK

Kepemimpinan adalah tentang mengambil resiko, dan perlu dipahami ada kalanya mengambil resiko berarti kalah atau rugi. (Baca 2 Raja-raja 7) tentang 4 orang penderita kusta yang berani mengambil resiko untuk memasuki perkemahan tentara Aram, dan kemudian memberitakan kabar baik tersebut kepada raja. Atau cerita didalam kitab Yosua. Tuhan berjanji akan memberikan tanah perjanjian untuk Israel namun Tuhan tidak bilang soal 31 raja yang harus ditaklukkan bangsa tersebut. Kedua cerita diatas menyatakan bahwa untuk melakukan perintah Tuhan dan mengikuti rencana-Nya ada resiko yang harus diambil, namun bukan sembarang resiko namun resiko yang punya landasan.
Melangkah masuk kedalam pelayanan atau kepemimpinan karena Firman Tuhan tapi kita tidak bisa begitu saja melupakan harga yang harus dibayarkan untuk mencapai sebuah mimpi.

Resiko yang paling penting yang terkadang harus kita hadapi :

1.      Resiko Mempercayai Firman Tuhan

Yosua 1: 7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. 

Mempercayai Firman Tuhan dengan cara yang beresiko. Karena yang membahayakan adalah percaya dengan cara yang aman, padahal Tuhan meminta kita percaya sama halnya dia meyakinkan Yosua agar tidak gentar dan takut. Percaya dengan resiko adalah percaya pada Firman Tuhan dan mengambil langkah (mengharapkan peristiwa supranatural terjadi) dan membangun hidup kita berdasarkan perkataan-Nya. Intinya percaya dengan cara yang baik dan aman itu baik namun baik tidak akan mengubah sesuatu.

Yosua 12 bercerita mengenai tumbangnya 31 raja yang menghadang antara tanah perjanjian dengan bangsa Israel. Tantangan terbesar yang harus dihadapi Israel dan pilihan yang harus dibuat apakah mundur dan tidak berani maju lagi atau mempercayai Tuhan dan langsung maju.
Percaya dengan beresiko adalah menaikkan level pengalaman kita kepada level teologi kepercayaan kita dan bukan sebaliknya. 

Kita belajar dari kisah Sadrakh. Mesakh dan Abednego saat mereka mau dimasukkan ke dapur api (Daniel 3 :17-18  Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." ) Mereka menaikkan level pengalaman mereka ke level teologia mereka
.
2.      Resiko mempercayai orang lain
Selalu ada kemungkinan kita akan kalah namun jangan pernah berhenti mengambil resiko. Pastor Brian Houston bercerita bahwa Hillsong mengambil resiko yang besar ketika mempercayai talenta muda dalam pembuatan album baru mereka berjudul “Aftermath” Musiknya diakui sedikit berbeda dengan album hillsong lainnya dan sempat ada ketakutan atas album ini namun ketika resiko tersebut diambil yang terjadi adalah bahwa album ini justru melesat dan mematahkan semua rekor dari album Hillsong sebelumnya.

Kenapa Musa mau ambil resiko menyerahkan tampuk memimpin ke tangan Yosua yang muda? Karena Musa tahu pribadi Yosua yang sejak kecil tidak pernah meninggalkan hadirat Tuhan .
Bagaimana caranya mengambil resiko mempercayai orang lain dan agar orang lain juga mengambil resiko yang sama mempercayai kita?

Yohanes 10 : 11-14 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.  Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku 

Yesus yang berkata bahwa dia berbeda..Dia gembala dan bukan orang upahan. Yang pertama adalah kita harus bisa membedakan bagaimana bekerja dengan hati dan hanya sekadar bekerja demi mendapatkan upah (Tapi perlu juga diingat bahwa yang melayani bukan berarti diberikan talenta yang banyak, yang paling penting adalah lihat hatinya)

Yoh 10 :12 menekankan pada jika kita ingin mengambil resiko terhadap orang lain maka yang paling penting dilihat adalah hatinya dan bukan apa yang dia punya. Kalau kita mau mengambil resiko dengan orang lain jangan lupa juga lihat apa yang mereka lakukan saat mereka jatuh (teman yang baik ada justru saat kita jatuh)

Yoh 10: 14 Gereja yang baik dibangun dengan jemaat yang mengenal gembalanya. Bukan hanya sekadar kenal nama saja tapi juga harus tahu nilai apa yang dibawa Gembala tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.

Yoh 10 :15 sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ayat ini mengajarkan pastor Brian Houston bahwa dia akan berani mengambil resiko dengan orang-orang yang mencintai dan mengenal Tuhannya dengan baik.

Know who you belong, know your leader and know your God

Yang paling penting untuk kita lakukan, jangan hanya mengambil resiko percaya kepada orang lain namun kita juga harus berubah menjadi pribadi dimana orang lain bersedia mengambil resiko.
Yoh 10 : 16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Ayat ini berbicara tentang gereja yang seringkali beranggotakan orang dari berbagai kalangan tetapi mereka hanya datang untuk satu gembala.

3.      Mempercayai diri sendiri dengan penuh resiko
Penuhi mulut kita bukan hanya sekadar dengan perkataan positif namun juga dengan perkataan Tuhan dan Firman Tuhan. Dalam hidup ini, kita cenderung kita mudah memperkatakan hal-hal yang negative karena kita secara tidak langsung percaya bahwa hal tersebut yang lebih mungkin terjadi.
Ilustrasi : Dalam film kartun The Simpson, suatu kali sang ibu Marge Simpson pernah member nasihat kepada sang anak – Bart untuk tidak mempercayai seseorang terlalu besar karena nantinya akan sakit. Nasihat tersebut bertentangan dengan iron lady – Margareth Thatcher yang meminta anak-anak perempuan di Inggris untuk percaya diri dan bercita-cita setinggi mungkin.

Pemimpin yang baik harus menempatkan kata-kata yang baik dalam mulutnya.

Yosua 1 : 8  Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Kesuksesan dan janji Tuhan selaras dengan perkataan Firman Tuhan terhadap kehidupan yang akan kita jalani. Dan yang perlu diingat, tidak pernah ada batasan untuk apa yang bisa Tuhan lakukan dalam hidup kita. Percayalah sepenuhnya pada Tuhan pada firman-Nya, mulailah percaya orang lain dan yang terakhir percaya pada diri sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar