Rabu, 14 September 2011

TIME AND RELATIONSHIP

(By Ps Jeffrey Rachmat - Senior Pastor of Jakarta Praise Community and Church)
Orang yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis. (Amsal 27:7)
Dalam terjemahan bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) “Kalau kenyang, madu pun ditolak; kalau lapar, yang pahit pun terasa enak” atau terjemahan Firman Allah yang Hidup “Bagi orang yang kenyang, madu sekalipun hambar rasanya; tetapi apabila ia lapar, apa pun akan dimakannya”
Yesus berkata: Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (Matius 5:6)
Dalam usaha menjalin sebuah hubungan, siapa (kondisi) ‘kita’ menjadi faktor penentu. Kitalah yang menentukan siapa yang mendekat dan siapa yang menjauh. Jadi, kalau kita tidak suka siapa yang mendekat, siapa yang harus berubah? Kita  sendiri yang harus berubah. Sering kita mau berteman dengan orang-orang tertentu tetapi justru sifat, karakter dan perbincangan kitalah yang menghalangi orang-orang tersebut untuk mendekat. Itu sebabnya mengapa yang suka gossip, yang sakit hati atau yang kecewa biasanya ngumpul bareng, begitu juga sebaliknya yang optimis, yang berpikiran luas dan yang murah hati biasanya terkumpul dilain tempat.
Langkah-langkah di dalam membina hubungan:
1.     Perkenalan. Di tingkat ini biasanya sekadar informasi tentang permukaan atau sebatas “bungkus”.
2.     Kontak. Tidak semua yang Anda kenal perlu Anda kontak. Bungkus mulai dibuka. Screening process before they go further into your life.
3.     Pertemanan. Ada yang menjadi teman sebatas urusan kantor, urusan bisnis, urusan pelayanan dan cukup sampai disana.
4.     Persahabatan atau intim. Inilah orang-orang yang paling mempengaruhi Anda, yang ikut menentukan masa depan Anda, yang melihat Anda dari dekat dan Anda tidak merasa risih.
Perumpamaan tentang PENABUR.
Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
(Markus 4:15-20)
1.     Dipinggir jalan, adalah tipe relationship sebatas kenal, atau pernah dikenalin dan  yang tidak menghasilkan apa2.
2.     Tanah yang berbatu-batu. Contoh hubungan yang tidak serius, tidak mengakar. Ketemu beberapa kali di berbagai kesempatan (meeting, pesta ultah, dll), menyenangkan tetapi tidak lebih dari itu.
3.     Semak duri. Contoh sebuah hubungan yang (sempat) tumbuh tetapi tidak menghasilkan buah atau kemajuan. Kenal baik dan sudah cukup lama, sering jalan bersama namun tidak menghasilkan apa-apa, malah sering keluar uang, capek perhatikan mereka terus. Bahkan pada saat Anda dalam kesulitan, atau ada orang yang lempar gossip tentang Anda maka Anda ditinggalkan.
4.     Tanah yang baik. Hubungan yang mengakar dan berubah menjadi sebuah persahabatan yang menghasilkan buah atau keuntungan yang dapat dinikmati oleh sendiri atau orang lain. Dengan kata lain kehidupan yang produktif. Ada yang 30, 60 dan 100.
Buah yang saya maksud adalah relationship yang:
1.     Membawa keuntungan secara jasmani. Ada hasil yang kelihatan dari persahabatan seperti: nilai sekolah jadi tinggi, ada buku yang diterbitkan, ada keuntungan dari bisnis, tabungan Anda bertambah atau Anda menjadi lebih sehat, lebih cantik, lebih kaya.
2.     Membawa keuntungan secara jiwani. Cara berpikir Anda menjadi lebih luas dan dewasa, Anda menjadi lebih bijaksana, lebih bertanggung jawab, mempunyai karakter yang baik dan intergritas yang tinggi.
3.     Membawa keuntungan secara rohani. Anda menjadi dekat dengan Tuhan, rajin ke gereja, mengerti firman Tuhan, terlibat dalam pelayanan dan mengasihi orang lain.
Pertanyaannya sekarang: “Kalau benih tersebut kita ganti dengan waktu, kira-kira dimana Anda paling banyak tabur waktu Anda selama ini?” Siapa yang di sekitar Anda? Apakah mereka orang-orang seperti tanah yang subur yang menghasilkan.
You can not help people who refuse to disconnect themselves from the wrong people. Rick Godwin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar