Rabu, 14 September 2011

PENERIMA KASIH KARUNIA

(By : Ps Jeffrey Rachmat - Senior Pastor in JPCC)

Roma 3:23-24 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. 

Kasih karunia Tuhan itu sangat kuat dalam kehidupan kita karena kita sendiri tidak mampu atau layak mendapatkannya itu sebabnya Tuhan memilih memberikannya kepada kita. Sebuah kutipan dari John Karr berkata demikian “Faith changes things but Grace changes you” Iman mengubah keadaan tetapi Kasih karunia mengubah kita.

I kor 15: 10 (BIS) Tetapi karena rahmat Allah saya menjadi seperti keadaan saya yang sekarang. Dan tidaklah percuma Allah mengampuni saya. Malah justru sayalah yang bekerja lebih keras dari semua rasul yang lainnya. Tetapi itu sebenarnya bukan usaha saya; itu usaha Allah yang mengasihi saya dan yang bekerja bersama-sama saya.

Yang menjadi penekanan dalam ayat ini adalah bahwa “Tidaklah percuma Allah yang mengampuni saya” Karena kasih karunia bukan sesuatu yang murahan, dengan harganya yang cuma-cuma bukan berarti kita bisa hidup sembarangan, seharusnya dengan kasih karunia yang telah kita terima, kita bisa bekerja lebih keras, lebih excellent.

Yoh 8 :2-12 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." 

Perikop diatas bercerita tentang perempuan yang berzinah dan betapa Tuhan mengampuninya. Kasih karunia yang diberikan kepada kita bukan hanya memberikan kesempatan kedua namun juga kehidupan yang baru karena dosanya sudah tidak lagi diperhitungkan. Kasih karunia itu dibenarkan bukan karena siapa kita/ perbuatan kita namun karena kasih Tuhan.

Kis 4 : 33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.

Roma 5: 2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Atau dalam terjemahan alkitab New King James through whom also we have access by faith into this grace in which we stand, and rejoice in hope of the glory of God”
Iman adalah jalan masuk kasih karunia melalui Yesus Kristus.

Ibr 4: 16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. 

Ayat ini dimulai dengan “Sebab itu.....” mari kita lihat ayat sebelumnya Ibr 4: 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 
Terkadang kita takut mendekati tahta Tuhan karena menganggap diri kita berdosa. Justru kita harus berani menghadap Tuhan, kenapa kita harus berani? Karena Dia adalah Allah yang pernah merasakan menjadi sama dengan manusia, sama dengan kita, dia pernah dicobai dan yang paling penting adalah bahwa Dia telah mengalahkan dosa dan maut. Untuk itu, kita tidak perlu takut dan menunggu menjadi baik terlebih dahulu sebelum menghadap tahta-Nya.

Luk 17 : 11-19 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." 

Lukas 17 bercerita tentang 10 orang kusta. Pada jaman itu, orang kusta dikucilkan dan dianggap najis, mereka tidak boleh bertemu dengan keluarga dan berinteraksi dengan orang lain. Namun apa yang terjadi, mereka berani berteriak memanggil Yesus dan meminta belas kasihan hingga Yesus pun menyuruh mereka ke Imam (kenapa? Karena hanya para Imam yang bisa memberi bukti bahwa mereka telah tahir dan mencabut predikat kusta mereka) Dari 10 orang kusta hanya satu yang kembali dan Yesus pun berkata “Imanmu telah menyelamatkanmu” Kasih karunia bekerja lebih dari sekadar kesembuhan namun kasih karunia memberikan kehidupan baru. Satu orang yang kembali tadi tidak hanya sembuh namun dia pun diselamatkan.

Ciri-ciri orang yang memiliki kasih karunia:

  1. Hidupnya penuh dengan sukacita
Joy dalam bahasa Ibrani berasal dari kata khara sementara Grace berasal dari kata kharis (yang keduanya diambil dari suku kata yang sama) Orang yang dipenuhi kasih karunia selalu memiliki sukacita apapun yang terjadi di hidupnya. Jika ingin memiliki kasih karunia tersebut maka jangan hilangkan sukacita dalam segala sesuatu di kehidupan kita.

  1. Hidupnya penuh dengan ucapan syukur
Ilustrasi : Seorang ibu yang bersaksi kehilangan anak perempuan satu-satunya dalam kecelakaan mobil dua minggu sebelum pesta ulang tahun anaknya yang ke-17 padahal dia pun adalah single mother yang telah berpisah dengan suaminya. Namun ketika bersaksi, tak henti-hentinya ibu itu mengucap syukur dan berkata Tuhan itu baik.
Saat kita mendengar cerita itu, kita tentu bersyukur tidak berada dalam posisi ibu tersebut, namun bisakah kita tetap mengucap syukur untuk segala hal berat dalam kehidupan kita. Itulah fungsi kasih karunia.

  1. Hidup dengan rendah hati
Yak 4: 6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
God give grace to the humble
Tuhan yang punya segala yang kita punya bahkan segala yang ada didalam kita (bakat, talenta dan kepintaran) semuanya milik Tuhan sehingga kita tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri/ tinggi hati. Kita justru dianjurkan bermegah dalam kasih karunia artinya mengikut sertakan Tuhan dalam kesaksian dan kehidupan kita sehari-hari.

  1. Hidup suka memberI (Gracious)
Mat 18 : 23-25 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 

Sedihnya banyak sekali orang yang hidup seperti orang diatas. Kita seringkali mau menjadi orang yang pertama menerima kasih karunia/ berkat Tuhan namun selalu mau menjadi yang terakhir untuk membagikan kasih karunia tersebut.
Ilustrasi : Seseorang yang makan terus namun tidak bisa buang air besar pasti hidupnya tidak akan lama. Begitu juga dengan kasih karunia yang harusnya kita bagi namun kita makan sendiri pasti hidup atau berkat yang kita terima pun tidak akan lama. Grace must be paid forward.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar