Senin, 19 September 2011

DIE DIE DIE

(By : Ps Sidney Mohede – Pastor in JPCC, Worship Leader, Song writer and singer)

Dimulai dengan sebuah cerita dari film yang berjudul "the emperors club" tentang seorang professor yang mengajar di sebuah universitas elit dimana anak-anak pintar berada disana. Ada satu anak senator yang kaya raya yang menghalalkan semua cara untuk menang, termasuk ketika mereka sedang mengikuti kompetisi cerdas cermat, dimana anak senator ini menjadi salah satu pemenangnya. Kisah dipercepat hingga berpuluh tahun kemudian saat semua murid kembali ke sekolah untuk reuni. Anak senator kaya itu menantang sang guru untuk kembali melakukan lomba seperti sebelumnya, dia ingin menegaskan bahwa dirinya bisa menang dan tanpa curang. Permainan bergulir namun kecurangan anak muda ini terbuka dengan kecanggihan teknologi dia punya alat untuk membisikkan jawaban kepadanya sehingga dia bisa menang. Sang guru kemudian menarik murid ini dan berkonfrontasi didalam kamar mandi. Guru ini marah atas kelakuan curang sang murid namun dibalas ejekan. Sang murid berkata “What’s the difference, toh saya sukses, sementara lihat yang lain teman-teman saya yang jujur dan menggunakan integritas semuanya miskin dan pekerjaan mereka biasa? Apa bedanya saya curang atau tidak” Guru itu hanya bisa terdiam. Kemudian terdengar suara pintu kamar mandi dibuka dan keluarlah anak sang murid yang juga ikut ke reuni tersebut. Anak muda tadi meliha ayahnya dengan pandangan kecewa. Sesaat kemudian guru tersebut membuka mulut dan berkata “what’s the difference

Masalah nomor satu bukanlah AIDS atau kelaparan namun justru korupsi menjadi masalah utama yang harus diberantas. Korupsi adalah orang yang tidak sabar untuk naik ke puncak dan mendapatkan kekayaan sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan jalan pintas.

Gal 5:21-22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. 

Kesabaran dalam alkitab bahasa inggris disebut “long suffering” artinya menderita yang lama. Orang-orang yang sukses adalah orang yang tahu bagaimana caranya sabar dalam  proses untuk mencapai mimpi mereka. Ada bedanya antara “calling” atau panggilan dengan sebuah pekerjaan. Dalam pekerjaan, kalau kita ada masalah langsung mengepak koper dan keluar namun kita akan tahu itu panggilan kita jika kita tetap berjuang menjalaninya.

Kunci mendapatkan kesabaran adalah “Dying to self”  artinya kita harus mati dalam kedagingan kita, mati dalam ke-Aku-an kita. Jika kedagingan atau keegoisan kita mati maka Yesus yang akan bangkit didalam kita.
Kita harus menyadari bahwa sebagai seorang Kristen, tanpa Yesus kita tidak mempunyai kekuatan.

Untuk bisa menikmati hidup anda hari ini, maka harus ada sesuatu yang mati – itu merupakan hukum alam. Contohnya : saat kita makan, maka ayam atau babi harus mati.

Yoh 6: 48-56 Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. 

Itu lah kuncinya, jika kita tahu apa yang harus dikorbankan dan siapa yang kita korbankan maka akan membuat perbedaan besar. Kita harus mengorbankan “aku” yang ada dalam diri kita demi tujuan hidup kekal bersama Tuhan.

Rom 8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. 

Ilustrasi : Ethan (anak tertua Sidney yang baru berusia 6 tahun) terlibat perkelahian di sekolahnya karena membela seorang teman perempuannya yang dipukul anak laki lainnya. Sebagai ayah, Sidney bangga anaknya bisa berantem demi kepentingan orang lain, namun disatu sisi dia ingat cerita film diatas “what’s the difference” apa bedanya anak Tuhan dengan anak dunia jika hanya sekadar kebaikan yang ditonjolkan. Sidney kemudian memilih untuk mengajarkan hal yang benar kepada anaknya.

Menang bukan sekadar untuk mendapatkan trophy juara namun yang penting adalah bagaimana proses mendapatkannya. Di akhirnya yang penting adalah bagaimana kita menjalani hidup kita

“Skill and charisma can take u up but only character can make it stay

Mat 16 : 25-26 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? 

“If  you want to live large, dying to self is right thing to do”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar