Rabu, 14 September 2011

MENGHIDUPKAN HARAPAN YANG MATI

(By: Jonathan Pattiasina - Officially starting September 2004, Jonathan & Ina with their two children JC & BJ live in Melbourne Australia as they minister to Indonesia Uniting Church Of Australia in North Caulfield Melbourne)



Pengharapan adalah investasi yang dititipkan Tuhan kepada kita. Pada dasarnya manusia tak ada pengharapan. Ada pula tertulis Terkutuklah orang yang berharap pada manusia.Tapi pada saat manusia berharap pada Allah, disitu Tuhan telah menaruh investasinya. Yang penting adalah kita mengetahui pengharapan seperti apa yang harus kita punyai. Kita juga harus menetapkan pilihan mengenai harapan yang kita punya. Apakah pengharapan – pengharapan tersebut menawan kita?
Bagaimana menghidupkan harapan yang mati ?

Mazmur 137
(1) Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. (2) Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. (3) Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!" (4) Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing? (5) Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku! (6) Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku! (7) Ingatlah, ya TUHAN, kepada bani Edom, yang pada hari pemusnahan Yerusalem mengatakan: "Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya!" (8) Hai puteri Babel, yang suka melakukan kekerasan, berbahagialah orang yang membalas kepadamu perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami! (9) Berbahagialah orang yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada bukit batu!

Ayat diatas menyinggung soal Menangis di tepi sungai babilon. Menangis seringkali menjadi tanda putus asa bahwa kita sudah kehilangan harapan. Bagaimana caranya untuk mengatasi kekosongan harapan itu? Kita lihat dua murid Yesus yang memiliki treatment berbeda dalam mengatasi keputusasaan mereka. Yudas lebih memilih bunuh diri menggantung dirinya sendiri ketika menyesal telah menjual Yesus kepada imam orang Farisi, namun disatu sisi Petrus yang telah menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok menyesal dengan menangis namun justru kemudian menjadi Rasul yang disegani, yang memberitakan Firman Tuhan.
Seringkali kita kehilangan harapan karena sesuatu dalam hidup terjadi tidak sesuai dengan harapan kita, namun jangan putus asa, jika anda kehilangan harapan, anda harus bangkit kembali dan mencarinya.

Justru pada saat tak ada pengharapan lagi, disitu muncul kasih karunia. Kasih karunia Tuhan itu seperti tanda/ rambu-rambu/ lampu merah saat kita akan melakukan sesuatu yang gila akibat hilang pengharapan. Namun, bagaimana caranya menemukan kasih karunia? Well, kita harus pergi dimana tempat kasih karunia tersebut berada.
Tempat atau sebuah komunitas lah yang menghidupkan pengharapan. Dalam buku yang diterbitkan tahun 1996 berjudul “I was wrong” James Baker seorang evangelist yang kemudian masuk penjara karena kasus penipuan dan skandal seksnya menyatakan saat dirinya jatuh dan kehilangan pengharapan, tidak ada satupun yang mau menolongnya. Namun komunitas yang tepat membawanya pada sebuah perspektif pengharapan yang baru. Tuhan pun kemudian memberikannya kesempatan yang kedua karena kasih karunia.
Mazmur 137 menulis juga tentang “Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita” Saat kita kehilangan harapan kita menggantung kecapi pada sesuatu yang lebih kuat seperti pohon gandarusa.
Harapan hanya akan bisa ditemukan ketika kita menggantungkannya pada sesuatu yang tepat atau komunitas yang tepat. Hanya dua atau tiga orang berkumpul maka kasih karunia tersebut akan datang.

Harapan itu adalah pertahanan terakhir, ketika iman sudah mati dan cinta sudah tidak ada lagi. Satu-satunya yang tidak dapat dikalahkan oleh dosa adalah kasih karunia atau anugerah.
Anda tak bisa belajar anugerah di sekolah alkitab sekalipun tapi di dalam sebuah komunitas.

People find hope when their share their failure, their problem, their mistake in a community who accept them for who they are.

Kita cenderung untuk relate dengan orang-orang yang memiliki luka yang sama. Itu kenapa Allah turun ke bumi seperti manusia. Itulah gunanya komunitas. Ketika kita kehilangan pengharapan, akan ada seseorang yang membantu, atau menopang mungkin karena dia sudah pernah mengalami masalah yang sama atau justru sedang mengalami hal yang sama. Komunitas yang ada akan justru saling menguatkan.

Jika
Anda kehilangan harapan, ambil kecapi dan mulailah menyanyi bersama dalam community. Makanya, jangan hilang dari community. Karena jika anda sendirian, tidak punya harapan maka tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaikinya. When you are dead, you are dead.

Mazmur 137 adalah nyanyian pengharapan. Bangsa kita perlu harapan. Kita tak bisa menawarkan gedung gereja. Tapi kita bisa menawarkan harapan. Lebih baik penuh kasih karunia daripada hanya sekedar tahu alkitab namun tidak melakukan apapun.

Find hope, find grace in your community. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar